Hitstat

08 August 2015

Ibrani - Minggu 11 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 3:3


Kita adalah ladang Allah (1 Kor. 3:9), hal ini merupakan suatu prinsip dasar penanggulangan Allah terhadap kita. Sebagai tanaman Allah, kita harus bertumbuh dan menjadi matang (Why. 14:15). Bila gandum di ladang belum matang, tentu tidak akan disimpan ke dalam lumbung, melainkan ditinggalkan di ladang. Kalau kita bersalah, kita perlu menerima ganjaran; bila kita tidak matang, kita harus ditinggalkan di ladang hingga kita menjadi matang. Tidak seorang pun dapat menyangkal prinsip ini.

Matius 24 mewahyukan, di satu pihak Tuhan akan datang lagi secara rahasia; sebab di situ dikatakan Ia akan datang seperti pencuri (Mat. 24:42-43). Tidak ada pencuri yang datang dengan terang-terangan. Matius 24:44 menyuruh kita untuk siap sedia "Karena Anak manusia datang pada saat yang tidak kamu duga". Ketika kita mengira pencuri akan datang, Ia tidak datang; tetapi ketika kita sedang tenang, tidak mengira pencuri datang, Ia malah datang. Dalam Wahyu 3:3 Tuhan juga memperingatkan gereja di Sardis demikian, "Jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu."

Matius 24:40-41 dua kali mengatakan, "Yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." Tidak disangsikan lagi, itu pasti ditujukan kepada pengangkatan yang rahasia, yakni pengangkatan orang yang telah siap sedia dan telah matang. Pencuri selalu mencuri barang-barang yang berharga, tidak mungkin mencuri sampah. Kita perlu dipandang berharga oleh Tuhan, kita perlu menjadi berharga dengan menjadi matang, sehingga kita bisa dibawa-Nya secara diam-diam. Ini akan terjadi pada suatu hari. Janganlah percaya kepada konsepsi yang mengatakan seluruh kaum saleh akan terangkat sekaligus sebelum kesusahan besar tiba. Konsepsi itu tidak tepat, dan tidak boleh dipercaya. Memang menurut 1 Tesalonika 4:17 sebagian besar kaum saleh akan terangkat; tetapi Matius 24:40-44 menerangkan bahwa kaum saleh yang telah matang akan terangkat secara rahasia. Kedatangan Tuhan mempunyai dua aspek : pertama adalah penyertaan-Nya yang rahasia, kemudian penampilan-Nya yang terbuka. Perkataan dalam 1 Tesalonika 4:15-17 tentang "yang hidup, yang masih tinggal" menunjukkan kepada kita bahwa saat itu terdapat dua kelompok orang Kristen; satu kelompok ialah mereka yang hidup, yang terangkat, satu kelompok lainnya ialah mereka yang hidup, yang masih tinggal atau tertinggal. Begitu pula yang dikatakan dalam Matius 24, yakni seorang dibawa dan seorang lainnya ditinggalkan.

Kerajaan Seribu Tahun adalah bagian terakhir dari masa penggenapan kehendak Allah yang kekal. Pada zaman ini maupun zaman akan datang semuanya merupakan masa di mana Tuhan bekerja dan menanggulangi kaum beriman-Nya, agar mereka matang dan disempurnakan sepenuhnya agar dapat merampungkan kehendak Allah. Jika pada zaman ini Ia tidak dapat merampungkan kehendak-Nya di atas diri kita, Ia akan merampungkannya kelak pada zaman yang akan datang. Hal ini mutlak tergantung pada reaksi kita terhadap pekerjaan anugerah-Nya. Dalam hikmat-Nya Allah telah mengatur Kerajaan Seribu Tahun di zaman yang akan datang sebagai pahala untuk mendorong kita untuk mencari Dia dan menanggapi pekerjaan anugerah-Nya dalam zaman ini. Bila kita mau menerima dorongan ini, di satu pihak kita akan menikmati Tuhan dan hidup gereja sebagai perhentian hari Sabat hari ini; di pihak lain, kita akan menerima pahala dalam zaman yang akan datang, yakni masuk ke dalam perhentian hari Sabat Kerajaan Seribu Tahun. Kalau kita meremehkan dorongan ini, kita akan kehilangan kenikmatan atas Tuhan dan hidup gereja sebagai perhentian hari Sabat hari ini dan akan menerima ganjaran, penghukuman dalam zaman yang akan datang, sehingga sama sekali tidak mungkin menikmati perhentian hari Sabat Tuhan dan Kerajaan Seribu Tahun sebagai perhentian hari Sabat yang lebih baik. Tentu saja, zaman gereja hari ini sangat penting bagi Tuhan untuk mematangkan dan menyempurnakan kaum beriman-Nya. Namun zaman kerajaan yang akan datang itu juga diperlukan oleh Tuhan untuk menanggulangi kaum beriman-Nya yang hari ini enggan bekerja sama dengan anugerah-Nya. Itulah sebabnya, Surat Ibrani ini mendorong kita agar kita berusaha sekuatnya untuk memasuki perhentian hari Sabat yang tersedia bagi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 22

No comments: