Hitstat

18 August 2015

Ibrani - Minggu 13 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ibr. 4:12


Penulis Surat Ibrani tiba-tiba berkata dalam 4:12, "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk sangat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi‑sendi dan sumsum; ia sanggup menilai pikiran dan niat hati kita." Kata "sebab" pada awal ayat ini mengaitkannya dengan ayat yang di depannya. Mengapa di sini penulis tiba‑tiba menyinggung firman Allah? Karena janji dalam Mazmur 95 adalah firman Allah. Tiap kali kita membaca Alkitab, bagi kita itu seharusnya hidup, kuat, bahkan cukup tajam untuk memisahkan dan membedakan apa yang terkandung dalam hati kita. Jika tidak demikian, berarti kita belum menjamah firman Allah sesungguhnya, hanya melihat huruf‑huruf hitam di atas kertas putih saja. Huruf hitam yang tercetak di atas kertas putih tidaklah mengandung kehidupan dan kekuatan. Setiap kata dalam Alkitab harus merupakan firman Allah yang hidup dan berkhasiat. Bagaimana kita mengetahui bahwa firman Allah yang kita jamah bukan hanya huruf cetakan belaka? Kita mengetahuinya karena firman yang kita jamah itu hidup dan kuat, bahkan memisahkan jiwa dengan roh kita. Inilah suatu prinsip yang penting.

Firman Allah yang hidup harus menusuk ke dalam kita, dan memisahkan roh dan jiwa kita. Hidup gereja mutlak berada dalam roh. Kita mudah sekali merosot ke dalam agama. Tetapi untuk memasuki hidup gereja perlulah kita tertusuk dan terpisah oleh firman Allah yang hidup. Hanya firman Allah yang dapat memisahkan jiwa dengan roh kita. Jiwa kita seperti kertas perekat lalat yang lengket, ia sangat mudah melekat pada roh kita. Karena itu, kita perlu firman Allah yang hidup untuk menusuk dan memisahkan. Sering kali ketika Allah datang kepada kita, roh kita bereaksi. Namun, jiwa kita juga bereaksi, terutama di dalam pikiran kita. Tuhan mungkin berkata di dalam roh kita, "Serahkanlah dirimu kepada gereja!" Tetapi jiwa yang lengket itu akan berkata melalui pikiran, "Hati-hati. Jangan terlalu percaya kepada gereja. Bukankah para saudara yang memimpin juga melakukan kesalahan seperti orang lain. Lihat Saudara A. Ia memang baik, tetapi ia tidak sempurna." Bila pikiran kita bergerak demikian, kita segera mulai terkatung‑katung. Hanya Allah yang berbelas kasih dan setia, yang dengan firman hidup menusuk ke dalam lubuk kita, barulah kita dapat dibebaskan dari pikiran yang terkatung‑katung itu. Itulah sebabnya kita perlu Alkitab. Ketika kita membaca Alkitab, kalau Alkitab tidak hidup dan tidak mengandung kuat kuasa, pasti ada yang salah. Meskipun banyak orang Kristen menganggap Alkitab sebagai buku cetakan belaka, namun dari hari ke hari kita memanfaatkannya sebagai firman Allah yang hidup.

Firman hidup Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua yang mana pun (Ef. 6:17), dapat menusuk ke dalam batin dan memisahkan jiwa dari roh kita, bahkan sanggup membedakan pikiran dan niat hati kita. Sering kali firman Allah membedakan pikiran kita yang kacau. Pikiran kita tidak semuanya berasal dari neraka, dan tidak semua niat kita berasal dari ego. Adakalanya ada beberapa pikiran berasal dari surga, dan ada beberapa niat tertuju pada Allah. Namun sering kali pikiran dan niat kita bercampur aduk, karena itu perlu firman Allah yang hidup, yang berkhasiat, dan tajam itu menusuk ke dalamnya dan membedakan pikiran dan niat itu, sehingga kita tahu mana yang berasal dari diri sendiri dan untuk diri sendiri, serta mana yang berasal dari Allah dan untuk Allah. Bersandar diri kita sendiri, kita tidak dapat membedakannya. Namun bila firman Allah yang hidup itu masuk ke dalam kita, mudahlah kita membedakan mana pikiran yang bukan berasal dari Allah dan mana niat yang berasal dari Iblis.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 25

No comments: