Hitstat

10 August 2015

Ibrani - Minggu 12 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 4:17


Satu Petrus 4:17 dikatakan, "Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?" Dari ayat ini kita dapat mengetahui adanya penanggulangan pemerintahan Allah yang berbeda. Terhadap rumah‑Nya, yakni anak‑anak‑Nya, Ia menggunakan satu cara dan waktu, dan terhadap orang‑orang yang tidak percaya pada Injil, Ia menggunakan cara dan waktu yang lain. Meskipun kita telah beroleh selamat, telah menjadi isi keluarga Allah, tidaklah berarti bahwa kita tidak akan dihakimi lagi oleh Allah. Sebaliknya, ayat ini mengatakan bahwa penghakiman Allah dimulai dari rumah‑Nya. Jika Allah tidak memperlakukan anak‑anak‑Nya secara adil, bagaimanakah Ia dapat menghakimi orang yang tidak percaya dan yang menentang‑Nya? Pada prinsipnya, untuk menghakimi orang kafir secara adil, Allah harus terlebih dahulu menghakimi anak‑anak‑Nya dengan adil.

Tujuan Allah bukan ingin memiliki alam semesta yang dipenuhi dengan manusia yang rapi, bersih, benar, dan tanpa dosa, melainkan ingin menanamkan diri‑Nya ke dalam umat pilihan‑Nya, agar mereka menjadi anak‑anak‑Nya. Begitu kita menjadi anak‑anak‑Nya melalui kelahiran kembali, yakni memiliki hayat Allah sebagai benih dan isi kita, kita perlu bertumbuh dengan dan ke dalam Allah dan dipenuhi oleh unsur ilahi‑Nya, sehingga kita mencapai pengubahan yang sempurna. Allah tidak ingin memperoleh segolongan manusia yang bersih dan benar, melainkan segolongan manusia yang dipenuhi oleh diri‑Nya dan dibangun di dalam‑Nya. Iblis datang untuk merusak pekerjaan Allah dengan dosa, dunia, dan ego. Karena itu, jika kita ingin bertumbuh di dalam hayat Allah, kita harus membenci dosa, menolak dunia, dan menyangkal ego. Tujuan menanggulangi dosa bukan sekadar membersihkan dosa itu sendiri, melainkan untuk menyingkirkan halangan yang berasal dari Iblis terhadap pertumbuhan hayat Allah. Maka pengampunan dosa adalah hal sekunder, yang primer ialah terlepasnya kita dari penghalangan dosa, agar kita dapat bertumbuh di dalam hayat Allah. Andaikata Anda berdosa, asalkan Anda bertobat dan mau maju terus bersama Tuhan, Allah pasti mengampuni dosa Anda oleh karena penebusan Kristus, Anda tidak usah khawatir. Tujuan Allah bukan hanya mengampuni dosa Anda, Ia pun ingin membawa Anda maju, agar Anda dapat bertumbuh di dalam hayat‑Nya. Kita semua adalah manusia dan mudah tergelincir ke dalam dosa. Tetapi bila kita damba bertumbuh di dalam hayat, Allah akan dengan spontan membereskan dosa‑dosa kita dan membersihkan kita dengan darah Yesus. Namun jika kita tidak mau bertumbuh, hanya ingin beroleh pengampunan belaka, Allah pun bisa mengampuni kita karena Ia setia janji, hanya saja kita tidak dapat berada dalam penggenapan kehendak‑Nya. Hanya memperoleh pengampunan dosa di aspek negatif tidaklah dapat menggenapkan kehendak Allah. Kita masih perlu bertumbuh dan memasuki perhentian hari Sabat.

Matius 25 memuat dua buah perumpamaan yang berhubungan dengan kita, yakni perumpamaan sepuluh gadis dan perumpamaan talenta. Perumpamaan sepuluh gadis menggambarkan kehidupan yang harus kita miliki, sedang perumpamaan talenta menggambarkan pekerjaan yang harus kita miliki. Kehidupan kita harus seperti gadis yang bijak dan pekerjaan kita harus seperti hamba yang setia. Dalam perumpamaan sepuluh gadis, kita nampak betapa kita perlu memiliki kehidupan yang berjaga‑jaga, yaitu senantiasa mengemban kesaksian dan keluar dari dunia ini untuk menyambut Tuhan. Perumpamaan ini juga mewahyukan bahwa tidak hanya roh kita harus dinyalakan oleh Roh Allah, tetapi wadah kita, yakni jiwa kita, juga harus diubah oleh bagian ekstra Roh pemberi hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 23

No comments: