Hitstat

30 June 2016

1 Petrus - Minggu 17 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:5
Doa Baca: 1 Ptr. 5:5
Demikian juga, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati.”


Dalam 5:5 Petrus melanjutkan perkataannya bahwa dalam hidup gereja, orang-orang muda harus tunduk kepada orang yang tua. Meskipun kata "orang yang tua" di sini dalam bahasa aslinya sama dengan "penatua" yang terdapat dalam ayat 1, pada prinsipnya di sini kata ini mengacu kepada orang-orang yang lebih tua. Artinya, orang muda tidak saja harus tunduk kepada penatua gereja, juga harus tunduk kepada semua saudara yang tua. Saya yakin seprinsip dengan itu, saudari yang muda harus tunduk kepada saudari yang tua.

"Ikatlah dirimu dengan kerendahan hati" kata Yunaninya merupakan turunan dari kata benda yang berarti celemek budak; celemek semacam itu mengikat pakaian luar budak yang longgar pada waktu dia melayani. Di sini, kata ini dipakai sebagai kiasan, yang melambangkan mengenakan kerendahan hati sebagai kebajikan dalam pelayanan. Kiasan ini jelas berasal dari kesan Petrus terhadap cara Tuhan mengikat diri-Nya dengan handuk, ketika Dia merendahkan diri mencuci kaki murid-murid, khususnya kaki Petrus (Yoh. 13:4-7).

Petrus memakai gambaran ini untuk menunjukkan bahwa dalam hidup gereja kita semua harus belajar mengendalikan diri. Dalam segala hal kita tidak boleh kendur. Bila kita kendur, secara otomatis kita akan menjadi congkak. Kita harus mengikat diri kita dengan kerendahan hati. Jika kita mengikat diri kita dengan kerendahan hati, kita akan menjadi orang yang rendah hati dan waspada. Kita tidak akan kendur atau ceroboh. Dalam hidup gereja kita semua harus mengenakan celemek kerendahan hati.

Kata "congkak" dalam ayat 5 mengacu kepada orang-orang yang menyatakan dirinya lebih tinggi daripada orang lain. Allah menentang orang yang mengangkat derajat dirinya lebih tinggi di atas orang lain, yang menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain. Kita tidak seharusnya bersikap congkak dan memperlihatkan diri kita lebih unggul daripada orang lain, sebaliknya kita harus mengikat diri kita dengan celemek kerendahan hati. Mengenakan celemek semacam ini akan selalu membuat kita merendah, menyebabkan kita rendah hati.

Petrus berkata bahwa Allah tidak hanya menentang orang yang congkak, tetapi juga memberi anugerah kepada orang yang rendah hati. Tegasnya, anugerah mengacu kepada Allah Tritunggal sendiri sebagai suplai hayat, yang berlipat ganda di dalam orang beriman yang rendah hati. Kita telah nampak bahwa anugerah yang makin melimpah (1:2) berhubungan dengan berbagai anugerah (4:10), dan segala anugerah (5:10). Kaum beriman telah menerima anugerah awal, namun anugerah ini perlu dilipatgandakan di dalam mereka, sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam segala anugerah. Berbagai macam anugerah Allah, sebagai segala anugerah dalam 5:10, mengacu kepada kekayaan suplai hayat ilahi yang berlimpah, yaitu Allah Tritunggal yang dilayankan ke dalam kita dalam banyak aspek (2 Kor. 13:13; 12:9). Allah memberikan diri-Nya sebagai anugerah, sebagai suplai hayat, kepada kaum beriman yang rendah hati.

Dalam bahasa Yunaninya kata "rendah hati" dalam 5:5 sama dengan "rendah hati" dalam Matius 11:29. Dalam ayat itu Tuhan Yesus berkata, "Aku lemah lembut dan rendah hati." Bersikap congkak adalah tinggi hati, tetapi merendah adalah rendah hati. Jika kita ingin merendahkan diri dalam hidup gereja, kita perlu merendah. Kita tidak seharusnya meninggikan diri, sebaliknya kita harus menjaga diri selalu merendah. Kemudian kita baru dapat berada dalam kedudukan menerima Allah Tritunggal sebagai suplai hayat kita. Kita akan menerima anugerah yang Allah berikan kepada kaum beriman yang rendah hati.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 33

No comments: