Hitstat

17 August 2018

Markus - Minggu 10 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mrk. 6:1-56
Doa baca: “Ketika mendarat, Yesus melihat orang banyak berkerumun, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” (Mrk. 6:34)


Memberi Makan Lima Ribu Orang


Setelah pelopor Injil mati martir, Hamba-Penyelamat berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak!” (Mrk. 6:31). Untuk beristirahat, berangkatlah mereka dengan perahu menyendiri ke tempat yang terpencil. Akan tetapi, orang banyak mengikuti mereka. Di satu pihak, dalam pasal ini terdapat penolakan, kebencian, dan ketidakadilan. Di pihak lain, orang banyak masih mengikuti Tuhan.

Ketika murid-murid-Nya mengusulkan kepada Tuhan agar menyuruh orang banyak itu pergi, Ia menjawab, “Kamu harus memberi mereka makan!” (ayat 35-37). Ungkapan belas kasihan Tuhan memamerkan kebajikan insani Hamba-Penyelamat, yang ternyata melalui kekuatan ilahi-Nya. Kebajikan insani dan kekuatan ilahi-Nya berbaur menjadi satu, membuktikan bahwa Dia adalah manusia juga Allah. Hamba-Penyelamat berbelaskasihan kepada orang banyak itu dan ingin memberi mereka makan

Tuhan memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Yohanes 6:9 memberitahu kita bahwa lima roti tersebut adalah roti jelai. Dalam perlambangan, jelai melambangkan Kristus yang bangkit (Im. 23:10). Ikan melambangkan aspek penebusan hayat Kristus. Untuk memuaskan rasa lapar rohani kita, kita perlu hayat Kristus yang melahirkan dan menebus. Lima roti dan dua ikan juga menunjukkan apa pun yang kita miliki dari Tuhan perlu kita bawa kepada-Nya agar dapat menjadi berkat besar bagi banyak orang. Tuhan sering memakai persembahan kita kepada-Nya untuk men­cukupi keperluan orang lain.

Hari ini kita memiliki hayat kerajaan. Dalam hayat kerajaan ini, orang disembuhkan, dirawat, dikenyangkan, dipuaskan, dan masih ada sisa dua belas bakul.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 19

No comments: