Hitstat

22 August 2018

Markus - Minggu 11 Rabu


Pembacaan Alkitab: Mrk. 7:1-23
Doa baca: “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan.” (Mrk. 7:21)


Memperhatikan Perkara Batiniah


Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat datang dengan tujuan mencari-cari kesalahan Tuhan Yesus. Tetapi hasilnya mereka ditegur oleh-Nya. Tuhan itu murni; Dia tidak pernah berpura-pura. Di satu pihak, Ia baik dan mempunyai belas kasihan terhadap orang-orang yang menuntut Dia. Tetapi di pihak lain, seperti yang ditunjukkan oleh catatan dalam pasal 7, Ia terang-terangan terhadap para penentang profesional itu, dan menyebut mereka orang-orang munafik.

Dalam ayat 8-9 Tuhan melanjutkan berkata kepada mereka, “Perintah Allah kamu abaikan dan adat istiadat manusia kamu pegang. Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadat sendiri.” Selanjutnya, dalam ayat 13 Ia berkata bahwa mereka menyatakan firman Allah tidak berlaku demi adat istiadat yang mereka ikuti itu.

Tuhan menunjukkan bahwa hal-hal yang menajiskan manusia adalah hal-hal yang keluar dari hati. Karena itu, kita jangan memperhatikan hal hal luaran, karena hal-hal itu tidak dapat menajiskan kita. Sebaliknya, kita hendaknya memperhatikan hal-hal batiniah, karena hal-hal inilah yang menajis- kan kita.

Menurut ayat 18-20, apa yang keluar dari hati manusia, itulah yang menajiskannya. Yeremia mengatakan bahwa kondisi hati manusia sudah tidak tertolong lagi (Yer. 17:9). Hati manusia yang telah jatuh itu bobrok, penuh dengan bakteri yang menajiskan. Dalam ayat 21-22 Tuhan menyebutkan sejumlah perkara yang menajiskan hati manusia, Hal-hal jahat yang timbul dari dalam batin adalah akibat buruk dari kejatuhan manusia dan sifat dosa (Rm. 7:18).

Secara alami, kita ini tersusun dari hal-hal yang jahat. Tidak peduli berapa banyak kita mencuci tangan, kita tidak bisa membersihkan hati kita. Hal-hal yang menajiskan kita adalah hal-hal yang ada di dalam hati kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 20

No comments: