Pembacaan Alkitab: Mrk. 4:1-34
Doa baca: “Lalu Ia berkata
lagi: ‘Perhatikanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi
kepadamu.’" (Mrk. 4:24)
Pelita yang
memancarkan terang menunjukkan pelayanan Injil Hamba-Penyelamat, bukan hanya
menaburkan hayat ke dalam orang-orang yang dilayani-Nya, tetapi juga membawakan
terang kepada mereka. Karena itu, pelayanan ilahi yang demikian menghasilkan
kaum beriman seperti bintang-bintang (Flp. 2:15) dan gereja-gereja sebagai kaki
pelita (Why. 1:20), yang bersinar dalam zaman gelap ini sebagai kesaksian-Nya,
dan rampung dalam Yerusalem Baru dengan ciri-ciri khusus hayat dan terang (Why.
22:1-2).
Markus 4:24-25
mengatakan, “Lalu Ia berkata lagi,
'Perhatikanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan
diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena
siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apa pun juga yang ada padanya akan diambil.’” Dalam Markus 4:24, tentang
ukuran ini diterapkan pada cara kita mendengarkan firman Tuhan. Berapa banyak
yang dapat Tuhan berikan kepada kita tergantung kepada ukuran pendengaran kita.
Dalam Markus
4:26-29 kita mempunyai perumpamaan tentang benih. Ayat 26 menyatakan, “Lalu kata Yesus, 'Beginilah hal Kerajaan
Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah.'” Kerajaan Allah
adalah realitas gereja yang dihasilkan oleh hayat kebangkitan Kristus melalui
Injil (1 Kor. 4:15). Kelahiran kembali adalah jalan masuk ke dalam kerajaan
(Yoh. 3:5), dan pertumbuhan hayat ilahi dalam kaum beriman adalah perkembangan
kerajaan (2 Ptr. 1:3-11). Benih dalam Markus 4:26 adalah benih hayat ilahi (1
Yoh. 3:9) yang ditaburkan ke dalam kaum beriman Hamba-Penyelamat. Penaburan
benih di sini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah, yang merupakan hasil dan
sasaran dari Injil HambaPenyelamat, dan gereja dalam zaman ini (Rm. 14:17),
adalah perkara hayat, yaitu perkara hayat Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 1, Berita 15
No comments:
Post a Comment