Hitstat

09 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 2 Rabu

Meterai Keenam (1)
Wahyu 6:12
“Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”

Meterai keenam: bumi dan langit diguncang, awal kesusahan besar—peringatan bagi penghuni bumi (6:12-17). Meterai keenam adalah jawaban Allah terhadap seruan kaum saleh yang martir dalam meterai kelima. Setelah meterai keenam dibuka, Tuhan datang untuk mengguncangkan bumi dan benda-benda langit.
Bumi akan berguncang dengan dahsyatnya, matahari akan menjadi hitam bagaikan karung rambut, bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah, dan bintang-bintang di langit akan berjatuhan ke bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya (6:12-14).
Guncangan yang dahsyat ini merupakan peringatan agar kita bertobat dan kembali kepada Allah. Allah seolah-olah berkata, “Aku menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang bagi kehidupan kalian. Tetapi kalian melupakan Aku, menentang Aku, dan menghina Aku. Kalian hidup hanya bagi diri sendiri, tidak mempedulikan Aku. Sekarang saat-Ku mengguncangkan bumi sebagai peringatan bagi kalian. Kembalilah kepada-Ku.”
Sementara sebagian orang menghina Allah dengan berkata bahwa diri mereka adalah Allah, Tuhan akan mengguncangkan bumi dan langit sebagai suatu peringatan kepada mereka bahwa Dialah Allah.

Meterai Keenam (2)
Why. 6:12-17

Bumi adalah untuk keberadaan manusia, dan setiap bentuk kehidupan di bumi adalah untuk kepentingan manusia. Aneka binatang, sayur-mayur, dan berbagai mineral, semuanya adalah untuk keberadaan manusia. Hal-hal ini ada bukan secara kebetulan, melainkan telah direncanakan dan diciptakan oleh Allah. Misalnya, di bulan tidak ada udara, namun di bumi ada. Di sekeliling bola bumi terdapat satu lapisan udara yang oleh Alkitab disebut cakrawala (Kej. 1:7). Allah menciptakannya sedemikian rupa sehingga menghasilkan berbagai suplai untuk mempertahankan hidup manusia. Tetapi setelah Allah menghakimi bumi dan langit, bumi tak lagi merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi manusia. Mulai dari meterai keenam, tidak ada sesuatu pun yang baik bagi manusia di bumi.
Sejak kenaikan Kristus, sebenarnya Allah terus melaksanakan penghakiman atas bumi. Yesus dalam Matius 24:7 bahkan mengatakan, “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” Penghancuran kota Yerusalem oleh Titus dan tentaranya, berbagai bencana alam lain yang mengerikan yang diiringi bencana kelaparan, penyakit sampar, dan maut, semuanya pasti ada tangan penghakiman Allah. Sepanjang abad, bencana alam terus dipakai oleh Allah untuk menghukum bumi hingga meterai keenam.
Pada saat meterai keenam, bencana alam ini akan berubah, bukan lagi merupakan bencana alam yang biasa, melainkan yang adikodrati. Bencana alam ini merupakan pendahuluan dari meterai ketujuh, sebagai peringatan bagi mereka yang diam di bumi. Melalui meterai keenam, Tuhan ingin kita bertobat hingga tidak perlu mengalami meterai ketujuh yang jauh lebih mengerikan. Inilah hati Tuhan, betapa Ia mengasihi kita dan selalu memberi kita kesempatan. Marilah kita pergunakan kesempatan yang masih ada.
Dalam ayat 15-17 kita nampak reaksi penghuni bumi. Mereka malah menyembunyikan diri dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Mereka mengira murka Allah telah tiba padahal ini baru peringatan dan bukan murka Allah yang sebenarnya.

Penerapan:
Bagaimanakah reaksi kita setelah melihat dan mendengar mengenai berbagai bencana alam akhir-akhir ini? Begitu banyak bencana alam yang menelan korban jiwa yang sangat besar. Apakah kita peka dan ada pertobatan yang radikal dalam hidup kita? Berjaga-jagalah dan berdoalah!

Pokok Doa:
Ya Bapa, ampunilah diriku yang selama ini sangat egois dan terlalu menyayangi jiwaku. Aku malu untuk memberitakan nama-Mu. Banyak kaum saleh yang martir bagi kesaksian-Mu sepanjang zaman ini bahkan sampai menjelang kedatangan-Mu kembali. Tuhan rahmatilah aku, kuatkan dan pakailah aku. Perlengkapi dengan kuasa-Mu, agar aku boleh menjadi martir-martir Kristus (Kis.1:8).

No comments: