Hitstat

14 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 3 Senin

Sunyi Senyaplah Di Sorga
Wahyu 8:1-2
“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.”

Meterai yang ketujuh mendatangkan ketujuh sangkakala yang merupakan jawaban atas doa kaum saleh dalam meterai kelima. Tujuh sangkakala ini adalah isi dari meterai ketujuh. Tujuh meterai dibuka secara sembunyi-sembunyi, sedang tujuh sangkakala ditiup secara terbuka.
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga. Peristiwa ini menyatakan bahwa saat itu adalah saat yang sangat serius. Mengapa demikian? Karena saat itu adalah saat peralihan zaman – dari zaman toleransi Allah ke zaman murka Allah.
Periode sebelum meterai ketujuh dibuka adalah zaman toleransi Allah. Allah terus-menerus bersabar terhadap situasi di bumi yang penuh dosa ini, karena melalui pemberitaan Injil, Ia ingin mencapai tujuan-Nya, yaitu menghasilkan gereja, guna merampungkan rencana kekal-Nya. Tetapi, ketika meterai ketujuh dibuka, zaman toleransi ini berakhir, dan datanglah zaman yang lain, yaitu zaman murka Allah. Saat inilah Allah akan membereskan suasana yang penuh pemberontakan dan dosa di bumi ini. Karena peristiwa ini demikian serius, maka sorga menjadi hening.
Saudara saudari, kalau seluruh penghuni sorga saat itu tidak ada yang berani mengeluarkan suara karena menyadari keseriusan peristiwa itu. Bukankah sebaiknya kita mulai saat ini juga belajar bertobat dari segala yang tidak diperkenan-Nya?

Doa-Doa Orang Kudus Dan Jawabannya
Why. 8:3-6

Wahyu 8:3 mengatakan, “Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu ....” Ketika meterai yang ketujuh dibuka, di bumi masih ada orang kudus yang sedang berdoa.
Pedupaan emas melambangkan doa orang-orang kudus (5:8), yang dipersembahkan kepada Allah oleh Kristus sebagai “seorang Malaikat lain”. Kemenyan melambangkan Kristus dengan semua hasil karya-Nya, ditambahkan ke atas doa orang-orang kudus, sehingga doa mereka yang dipersembahkan di mezbah emas bisa diperkenan Allah. Haleluya, doa setiap orang Kristen sangat bernilai di hadapan Kristus dan Allah. Ketika di muka bumi ini ada orang yang berdoa, maka Kristus akan menerimanya lalu menambahkan diri dan karya-Nya ke atas doa itu serta mempersembahkan doa itu ke hadapan Allah. Kenyataan ini kiranya dapat mendorong kita untuk lebih tekun berdoa. Tidak ada satu doa-pun yang sia-sia.
Ayat 5 mengatakan, “Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.” Melemparkan api ke bumi adalah melaksanakan penghakiman Allah terhadap bumi. Sebab itu, datangnya guruh, suara, halilintar, dan gempa bumi adalah tanda penghakiman Allah. Kejadian ini menunjukkan jawaban terhadap doa orang-orang kudus, terutama doa yang tercantum dalam 6:9-11 pada waktu meterai kelima, dan doa yang tercantum dalam Lukas 18:7-8. Doa orang-orang kudus dalam pasal ini pastilah memohon Allah untuk menghakimi bumi yang menentang kehendak Allah. Jawaban terhadap doa orang-orang kudus ini adalah pelaksanaan penghakiman Allah terhadap bumi ini melalui ketujuh sangkakala yang akan ditiup kemudian. Haleluya, setiap doa pasti didengar Allah dan akan dikabulkan-Nya pada waktu-Nya dan menurut cara-Nya. Marilah kita lebih tekun berdoa, khususnya berkaitan dengan rencana agung-Nya.

Penerapan:
Saat ini kita masih dalam zaman toleransi Allah. Karena itu, marilah kita segera bertobat dari semua perbuatan dosa kita, dari pencemaran dunia, dan dari pendudukan Satan di atas diri kita. Jangan menunggu sampai zaman beralih ke zaman murka Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk kesabaran-Mu yang luar biasa terhadap kami. Oh Tuhan, tariklah kami segera mengikuti-Mu. Pimpinlah kami terus berjalan di jalan yang Engkau tetapkan. Selamatkan kami dari godaan dunia. Dapatkan segenap hati kami, segenap diri kami bagi-Mu.

No comments: