Hitstat

08 November 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 2 Selasa

Meterai Kelima (1)
Wahyu 6:9-10a
“... Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring.”

Meterai kelima: seruan jiwa-jiwa di bawah mezbah, ini adalah seruan orang-orang kudus martir dari Firdaus memohon pembalasan (6:9-11). Meterai kelima menyingkapkan kemartiran orang Kristen dari abad pertama sampai menjelang akhir zaman ini. (Mungkin juga meliputi kemartiran orang-orang kudus Perjanjian Lama — Mat. 23:34-36). Ketika Injil disebarluaskan, seperti yang dinyatakan oleh meterai pertama, selalu ada orang saleh setia yang menjadi martir. Stefanus, Petrus, dan hampir semua rasul lainnya telah menjadi martir. Rasul Yohanes dibuang, Paulus dipenjarakan dan akhirnya juga dijatuhi hukuman mati.
Kaum saleh itu menjadi martir bukan karena mereka menentang pemerintahan manusia, tetapi karena firman Allah dan kesaksian Yesus. Firman Allah adalah berita sukacita, Injil, yang mereka beritakan. Kesaksian Yesus adalah kehidupan yang mereka tempuh. Keduanya bertentangan dengan jalan Iblis di dunia ini. Karena itu, kapan saja dan di mana saja kaum saleh memberitakan firman Allah dan menampilkan kesaksian Yesus, Iblis menghasut orang banyak untuk menganiaya mereka, bahkan membunuh mereka.
Ini adalah suatu peperangan, bukan antara manusia dengan kaum saleh, melainkan antara Iblis dengan Allah. Waktunya akan tiba, Allah akan menuntut balas bagi kaum saleh dengan melaksanakan penghakiman-Nya yang adil atas bumi yang berada di bawah pengaruh jahat Iblis.

Meterai Kelima (2)
Why. 6:9-10

Wahyu 6:9-10 mengatakan, “Aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah …. Mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?’” Jiwa-jiwa itu berada di bawah mezbah. Kita perlu tahu bahwa sewaktu binatang kurban dibunuh di atas mezbah, darahnya akan mengalir turun ke bawah mezbah. Jadi, dalam pandangan Allah, mereka yang martir telah dipersembahkan kepada-Nya sebagai kurban di atas mezbah dan bahwa darah mereka, yaitu jiwa mereka, ditumpahkan di sana. Sekarang posisi mereka berada di bawah mezbah.
Menurut tanda, mezbah berada di pelataran luar Bait Suci. Pelataran luar melambangkan bumi. Karena itu, “di bawah mezbah” berarti di bawah bumi. Inilah Taman Firdaus yang dituju oleh Tuhan Yesus setelah Ia wafat (Luk. 23:43). Tempat ini berada di dalam rahim bumi (Mat. 12:40), dan merupakan bagian yang nyaman dari alam maut (Kis. 2:27; dunia orang mati), tempat Abraham berada (Luk. 16:22-26).
Mereka berdoa, “… membalaskan darah kami kepada mereka yang tinggal di bumi.” Doa ini berbeda dengan dengan doa Stefanus. Tetapi, bagaimanapun Allah akan membalaskan darah kaum martir-Nya kepada mereka yang tinggal di bumi, orang-orang yang telah menetap di bumi. “Menetap di bumi” menunjukkan bahwa mereka ini telah mengukuhkan diri sendiri dan segala milik mereka di atas bumi.
Ayat 11 mengatakan, “Mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.” Jubah putih di sini menunjukkan bahwa kemartiran mereka diperkenan oleh Allah. Mereka perlu menunggu sedikit waktu lagi hingga genap jumlah “yang akan dibunuh sama seperti mereka”. Ini menunjukkan bahwa seruan mereka akan terjadi menjelang akhir jaman; dan selama kesusahan besar, masih ada lagi yang akan martir.

Penerapan:
Sepanjang sejarah perjalanan gereja, banyak kaum saleh yang martir karena firman Allah, Injil, dan kesaksian Yesus yang mereka miliki. Bagaimana dengan kita? Apakah yang kita beritakan? Kesaksian mengenai obral barang, kenyamanan dunia, atau firman Allah? Semoga kesaksian mereka yang telah martir terus menjaga hati kita.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, begitu banyak saksi di depan kami. Jangan biarkan kami terus suam-suam kuku. Tolonglah kami segera menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kami, dan buatlah kami dapat berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kami.

No comments: