Semua orang Kristen tahu bahwa
kaum beriman yang sejati di dalam Kristus adalah Gereja. Namun gereja bukan
hanya sekelompok manusia yang telah beroleh selamat. Gereja adalah manusia
korporat yang telah dikuduskan sifatnya menjadi anak-anak Allah. Orang korporat
ini seharusnya dikuduskan, diresapi, dan dibaurkan dengan sifat Allah.
Demikian, mereka baru menjadi anak-anak Allah. Orang-orang yang demikian adalah
gereja.
Kalau kita menyatakan diri kita
gereja, kita harus bertanya apakah kita ini orang yang telah dipisahkan dan
dikuduskan. Sudahkah kita dipisahkan bagi Allah dan dijenuhi Allah? Sudahkah
kita dikuduskan dalam kedudukan dan watak oleh sifat Allah untuk hidup seperti
anak-anak Allah? Oh, semoga mata kita tercelik, sehingga kita nampak apa itu
gereja. Gereja bukanlah sekelompok orang Kristen yang bergairah, tetapi awam dan
duniawi, tanpa pemisahan atau penjenuhan apa-apa. Gereja tersusun dari mereka
yang telah Allah kuduskan, untuk hidup seperti anak-anak Allah.
Sekarang kita perlu membahas tiga
perkara tentang keputraan, yaitu tentang kita menjadi anak-anak Allah.
Pertama-tama Allah telah menentukan kita untuk menjadi anak-anak-Nya melalui
menaruh Roh Anak-Nya ke dalam kita. Pada waktu kita percaya Tuhan Yesus dan
dilahirkan kembali, Roh Allah masuk ke dalam kita sebagai Roh Anak Allah.
Itulah sebabnya setelah kita dilahirkan kembali kita dapat dengan mudah dan
manis menyebut “Ya Abba, ya Bapa.” Sebelum kita dilahirkan kembali, kita hanya
dapat berkata, “Ya Allah, tolonglah aku.” Namun setelah kita diselamatkan, kita
dengan spontan mulai berseru secara lembut dan dengan rasa manis, “Ya Abba, ya
Bapa.”
Roma 8:15 dan Galatia 4:6
mengatakan hal ini. Galatia 4:6 mengatakan bahwa Roh Anak berseru, “Ya Abba, ya
Bapa.” Tetapi Roma 8:15 mengatakan kitalah yang berseru demikian. Hal ini
menunjukkan bahwa seruan kita adalah seruan-Nya dan seruan-Nya adalah seruan
kita. Kita dan Dia bersama-sama berseru, “Ya Abba, ya Bapa”, demikian manis dan
intim. Tetapi ketika kita mengatakan demikian, kita merasa senang, manis dan
nyaman! Ini membuktikan dengan kuat bahwa Roh Allah ada di dalam kita, kita
memiliki Roh keputraan.
Kita telah ditentukan untuk
menjadi anak-anak Allah bukan hanya melalui Roh Anak Allah, juga di dalam hayat
Anak Allah. Ini sangatlah subyektif. Kita benar-benar memiliki hayat Anak
Allah. Seperti dikatakan dalam 1 Yohanes 5:12, “Siapa yang memiliki Anak, ia
memiliki hidup; siapa yang tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.”
Karena itu, kita bukan anak menantu Allah, melainkan anak Allah yang memiliki
hayat Allah. Sering kali, kita mungkin bisa menolak Roh Anak Allah, tetapi kita
tidak dapat menolak hayat Anak Allah, karena hayat itu telah menjadi diri kita.
Kita memiliki dua manusia: manusia alamiah yang dilahirkan oleh orang tua kita,
dan manusia rohani yang dilahirkan oleh Allah. Dalam manusia kedua inilah kita
memiliki hayat Anak Allah. Menurut manusia kedua ini, kita tidak saja memiliki
Roh yang bergerak dan bekerja dalam batin kita, kita pun memiliki hayat yang
telah menjadi diri kita sendiri; bukan diri yang alamiah, melainkan yang
rohani. Kadang-kadang kita tidak saja memberontak kepada Roh, juga kepada diri
kita sendiri, menentang diri sendiri.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment