Anugerah Allah yang berlimpah
telah menggenapkan penebusan bagi kita dan telah menerapkan pengampunan atas kita.
Melalui inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan Kristus, genaplah sudah
penebusan itu. Setelah naik ke surga, dan mendatangkan pertobatan dan
pengampunan, kini Dia menerapkan pengampunan itu atas diri kita. Hal ini
berdasarkan kekayaan anugerah Allah.
Penebusan dan pengampunan sesuai
dengan keadilan Allah, namun digenapkan dan diterapkan oleh kekayaan anugerah
Allah. Ini berarti keadilan Allah, yaitu cara Allah melakukan sesuatu, dan
anugerah, yaitu Allah sendiri yang disalurkan ke dalam umat pilihan-Nya, telah
diterapkan hingga mencapai titik tertinggi.
Efesus 1:8 mengatakan, bahwa
anugerah Allah “dilimpahkan-Nya kepada kita”. Anugerah Allah bukan hanya kaya,
tetapi juga limpah. Banyak orang Kristen mengetahui tentang “anugerah yang
mengagumkan”, tetapi tidak mengetahui tentang anugerah yang melimpah. Untuk
memahami anugerah yang melimpah, perlu wahyu. Anugerah ini menjadikan kita
warisan bagi Allah (ayat 11), dan melayakkan kita mewarisi segala apa adanya
Allah (ayat 14). Dengan kata lain, anugerah yang melimpah ini pada satu aspek
membuat kita menjadi warisan Allah, pada aspek lain membuat Allah menjadi
warisan kita. Ini jauh lebih besar daripada sekadar beroleh selamatnya orang
dosa atau naik ke surga. Konsepsi tentang beroleh selamat masuk ke surga
sangatlah alamiah. Kita perlu nampak anugerah yang melimpah, yang menjadikan kita
warisan Allah, dan yang melayakkan kita mewarisi segala apa adanya Allah.
Ayat 8 mengatakan bahwa kekayaan
kasih karunia Allah telah dilimpahkan kepada kita dengan segala hikmat dan
pengertian (kebijaksanaan). Hikmat adalah apa yang ada di dalam Allah untuk
merencanakan dan menetapkan suatu kehendak tentang kita; pengertian (kebijaksanaan)
adalah penerapan hikmat Allah. Pertama-tama, Allah merencanakan dan menetapkan
kehendak di dalam hikmat-Nya, kemudian dengan kebijaksanaan Dia menerapkan apa
yang telah Ia rencanakan dan tetapkan bagi kita. Hikmat terutama bagi rencana
Allah dalam kekekalan, dan kebijaksanaan terutama bagi pelaksanaan rencana
Allah di dalam waktu. Apa yang di dalam hikmat-Nya Allah rencanakan dalam
kekekalan, sekarang dalam kebijaksanaan-Nya dilaksanakan-Nya di dalam waktu.
Dengan kebijaksanaan-Nya, Allah telah membawa kita kepada diri-Nya sendiri
serta ke dalam pemulihan-Nya. Kini, melalui pelaksanaan kebijaksanaan-Nya, Dia
sedang menerapkan setiap perkara yang berhubungan dengan kita yang telah
dirancang-Nya dalam kekekalan itu ke atas diri kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 6
No comments:
Post a Comment