Hitstat

13 July 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Kepada Hamba-Hamba-Nya
Wahyu 1:1
"… yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya …."

Dalam kitab ini Allah adalah Allah yang duduk di kursi pemerintahan alam semesta yang sedang memberikan perintah kepada hamba-Nya, Yesus Kristus. Dalam Injil Markus, Dia adalah Anak Allah yang menjadi hamba. Hamba tidak tahu apa yang akan dilakukan tuannya; hamba hanya tahu apa yang dikatakan tuannya kepadanya. Tuhan Yesus adalah seorang manusia dan seorang hamba Allah yang diagungkan oleh Allah. Dia tidak mengagungkan diri-Nya sendiri. Dialah teladan untuk semua hamba-Nya!
Kitab Wahyu ini ditujukan kepada "hamba-hamba" Allah. Karena itu, yang bukan hamba-Nya, pasti tidak akan memahaminya. Orang yang tidak tertebus oleh darah adi-Nya, yang tidak tergerak oleh kasih-Nya, dan yang tidak memperhambakan dirinya kepada Allah, tidak akan dapat memahami kitab ini.
Sebenarnya, kita adalah anak-anak Allah. Kita menjadi anak-anak-Nya bukan karena melayani Dia, melainkan karena percaya kepada Putra tunggal-Nya. Akan tetapi, saudara saudari, sadarlah bahwa melayani Allah dan bekerja bagi-Nya adalah benar-benar tanggung jawab setiap anak Allah. Arti hamba adalah pengakuan atas hak Tuhan yang sah. Dalam text aslinya kata ini seharusnya diterjemahkan sebagai "budak". Paulus (Rm. 1:1), Petrus (2 Ptr. 1:1), Yakobus (Yak. 1:1), dan Yudas (Yud. 1), menyebut diri mereka sebagai budak. Saudara saudari, marilah kita mengikuti jejak mereka mempersembahkan diri kita kepada Tuhan menjadi budak-Nya seumur hidup kita.

Layak Menerima Sebutan Sebagai Hamba
Why. 1:1; 1 Kor. 6:20

Kitab ini merupakan kitab untuk hamba-hamba. Tuhan kita tidak menunjukkan diri sebagai Kepala Tubuh kepada murid-murid-Nya, atau sebagai Sahabat mereka untuk memberi tahu mereka apa yang ada di dalam hati-Nya. Sebaliknya, sebagai Tuan, Dia menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya hal-hal "yang harus segera terjadi."
Hal ini berbeda dengan Yohanes 15:15, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba." Dalam Injil Yohanes, tujuan utama Roh Kudus adalah untuk menunjukkan bahwa mereka yang percaya dalam Tuhan Yesus adalah anak-anak Allah. Yohanes 1:12 mengatakan, "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." Setelah Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Dia berkata, "Pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (20:17). Tetapi di kitab Wahyu, kita berdiri di atas tumpuan yang berbeda.
Kita telah terjual kepada Tuhan, karena Dia telah membayar lunas kita dengan darah-Nya yang berharga. Karena itu, berdasarkan hak yang sah, kita adalah milik-Nya sampai selama-lamanya dan kita adalah hamba-hamba-Nya.
Sejak hari kita diselamatkan, kita telah menjadi anak-anak Allah secara posisi, dan posisi ini tidak akan pernah berubah. Tetapi, pada saat bersamaan, kita adalah hamba-hamba-Nya untuk melayani Dia dalam pekerjaan-Nya.
Kita melayani bukan karena kita disuruh oleh orang lain, kita melayani karena status kita. Kita adalah hamba-hamba-Nya. Pelayanan seorang hamba seharusnya berdasarkan pada kedudukannya sebagai seorang anak. "Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor. 5:15).
Saudara saudari, jika kita tidak berdiri di posisi kita sebagai hamba-Nya, kita tidak bisa berharap Allah menunjukkan wahyu kepada kita. Oh, marilah kita bertobat dan kembali pada posisi kita sebagai hamba Allah.

Penerapan:
Seringkah kita menggerutu, berkeluh kesah, kecewa, mengkritik dalam menempuh hidup gereja? Kita sering kehilangan status kita sebagai hamba.
Sebelumnya kita murni, tetapi lama kelamaan kita membanggakan pelayanan kita. Setiap kali kita berbangga hati, setiap kali pula awan gelap melayang di atas kita. Adakah Anda memiliki pengalaman ini?

Pokok Doa:
Tuhan, aku belum mengerti bagaimana menjadi budak-Mu? Sikap dan tindakanku seringkali bukan seperti seorang budak. Belas kasihilah aku dan tolonglah aku agar seumurku dapat tetap menjadi budak cinta-Mu.

No comments: