Hitstat

05 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 2 Sabtu

Yakub telah Pincang
Kejadian 32:31
“Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.”

Kejadian 32:31 mengatakan, “Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.” Setelah dijamah, terbitlah matahari menyoroti Yakub. Ia pincang, namun di dalam terang. Siapa saja yang mempunyai terang, pastilah pincang. Tidak seorang pun yang di dalam terang tetap tinggal utuh; setiap orang yang di bawah sorotan terang surgawi, niscayalah pincang. Di malam yang gelap gulita, Yakub itu kuat, sehat, dan setiap bagian tubuhnya utuh. Setelah dia terjamah, matahari terbit menyinari dia, sehingga dia penuh dengan terang. Dia berada di dalam sorotan terang surgawi, namun dia sudah timpang. Karena kita benar-benar di dalam tangan Tuhan serta menempuh jalan-Nya, maka banyak di antara kita mempunyai pengalaman yang sama.
Di Pniel, sendi pangkal paha Yakub dijamah oleh Allah dan ia menjadi pincang. Dalam pengalaman kita, kita tidak tahu kapan Allah menjamah kehidupan alamiah kita. Tetapi ada satu tanda yang bisa kita ketahui, yaitu sejak kita dijamah oleh Tuhan, gerak gerik kita tidak leluasa lagi. Jamahan Allah juga ada tingkatannya. Ada orang hanya dijamah sedikit, hanya hati nuraninya merasa tidak sentosa sedikit; ada orang dijamah Allah sampai ke akarnya, sendi pangkal pahanya dijamah Allah. Orang yang demikianlah baru benar-benar pincang. Allah perlu melakukan satu pekerjaan yang tuntas di atas diri kita, bekerja sampai satu tingkat supaya kita seumur hidup mempunyai satu tanda, yaitu pincang. Setelah kaki kita pincang, setiap kali hendak bergerak, setiap kali ingin melakukan sesuatu, ada sesuatu di batin yang membuat kita merasa tidak nyaman, membuat kita merasa tidak lagi bebas.

Tidak Boleh Berpura-pura
Kej. 32:31

Kehidupan alamiah harus dibereskan, tetapi kita tidak boleh pura-pura. Pura-pura bukanlah kekristenan. Kekristenan sama sekali tidak menyuruh kita menjadi orang yang tidak wajar. Kalau kita sudah dewasa, dengan sendirinya mempunyai corak orang dewasa, kalau kita masih anak-anak, dengan sendirinya kita memiliki corak anak-anak. Pekerjaan Allah adalah: Allah yang menjamah kehidupan alamiah kita, Allah yang menyingkirkan kekuatan alamiah kita, supaya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita harus membiarkan Roh Kudus mewujudkan Kristus di atas diri kita. Kita tidak mau yang alamiah, tetapi kita harus polos.
Banyak orang Kristen berpura-pura sebagai orang yang rendah hati, semakin ia rendah hati semakin membuat kita kurang enak. Ya, tidak ada satu perkara yang menghalangi kehidupan orang Kristen lebih daripada kepura-puraan. Kita harus apa adanya. Kita harus polos. Kalau mau bicara, bicaralah; kalau mau tertawa, tertawalah. Jangan sekali-kali berpura-pura. Jangan sekali-kali dibuat-buat. Pemberesan terhadap kehidupan alamiah dilakukan oleh Tuhan sendiri. Kalau seseorang rendah hati, ya rendah hati; tetapi kalau pura-pura rendah hati, sama sekali tidak ada nilainya. Kalau orang Kristen pura-pura menjadi orang yang rohani, kehidupan alamiahnya lebih sulit dibereskan. Allah tidak perlu orang yang demikian, karena berpura-pura demikian malah menghalangi pekerjaan Allah.
Dalam abad ke 19, ada seorang saudara yang dipakai secara besar-besaran oleh Tuhan. Pada suatu hari, dia bertamu ke rumah suatu keluarga. Kebetulan ada pula seorang saudari muda yang juga tengah bertamu ke keluarga itu. Melihat saudara itu juga datang bertamu, saudari muda ini merasa sangat heran. Sejenak ia berpikir, saudara itu makan roti pakai keju atau tidak. Anggapannya, karena saudara itu orang yang rohani, maka dia harus berbeda dengan orang lain. Tetapi saudari itu merasa heran karena saudara itu bukanlah orang rohani seperti dalam angan-angannya. Saudari itu sangat kecewa, karena saudara itu hanyalah satu orang biasa! la tidak tahu, bahwa perbedaan saudara itu dengan orang lain tidak tergantung pada makan roti pakai keju atau tidak, tidak tergantung ketika makan berbicara atau tidak, melainkan tergantung pada pengenalannya yang khusus terhadap Allah. Dia sangat mengenal kehidupan Allah. Sebab itu jangan sekali-kali menganggap membereskan kehidupan alamiah berarti membuat diri Anda menjadi orang yang istimewa. Allahlah yang menjamah kehidupan alamiah kita. Pniel adalah pekerjaan Allah. Yang berasal dari Allah barulah ada nilainya. Yang berasal dari Allah baru bisa membawa Anda ke satu tingkat untuk menjadi Israel.

Penerapan:
Dalam banyak hal kita perlu mengakui bahwa kita jarang melibatkan Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan kita, khususnya pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan kita. Kita masih merasa bebas untuk berbuat apa pun yang kita sukai. Hal ini menunjukkan bahwa kita belum ditaklukkan oleh Tuhan. Kita perlu berdoa mohon Tuhan menerangi kita, sehingga kita rela dibatasi oleh Tuhan, rela mengesampingkan diri sendiri demi kesaksian Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku menginginkan pertumbuhan rohani yang sejati, bukan kepura-puraan. Jagalah agar hatiku tulus terhadap-Mu, jamahlah setiap bagian yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Aku rela menjadi tawanan-Mu.

No comments: