Hitstat

30 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 2 Rabu

Yusuf Dipenjarakan
Kejadian 39:21
“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.”

Atas kesaksian palsu isteri Potifar, Yusuf akhirnya ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf menjadi kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Yusuf menempuh hidup yang berhubungan dengan penglihatan yang dia lihat dalam kedua mimpinya. Saudara-saudara Yusuf melampiaskan amarah mereka (Kej. 37:18, 31) dan mengumbar hawa nafsu mereka (Kej. 38:15-18), tetapi Yusuf menaklukkan amarahnya dan menundukkan hawa nafsunya, berperilaku sebagai berkas gandum yang penuh hayat dan bersikap seperti bintang surgawi yang bercahaya dalam kegelapan. Kehidupan Yusuf di bawah penglihatan surgawi adalah kehidupan Kerajaan Surga yang digambarkan dalam Matius pasal lima sampai tujuh. Dengan menempuh hidup yang demikian, dia sepenuhnya disiapkan untuk memerintah sebagai raja. Sebagai umat kerajaan surga, kita pun seharusnya menempuh kehidupan yang unggul seperti Yusuf, suatu kehidupan yang penuh dengan hayat dan terang Kristus, sehingga keberadaan kita memberikan dampak yang positif bagi dunia yang gelap ini.

Menjadi Terang Dunia
Mat. 5:14, 16; Ef. 5:13

Tuhan Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” (Mat. 5:14, 16). Kita perlu mengetahui makna dari terang di sini. Apakah yang dimaksud dengan terang ini? Dalam Alkitab hanya ada satu tempat yang menunjukkan makna terang, yaitu di Efesus 5:13. Di sana dikatakan, “Sebab semua yang nampak adalah terang.” Terang menyingkapkan sesuatu. Kita adalah terang dunia, berarti kita menyingkapkan orang-orang di sekitar kita berada. Misalnya, orang-orang di sekitar kita adalah peminum dan dalam sehari-harinya mereka tidak merasakan itu sebagai hal yang tidak wajar, tidak benar. Dengan hadirnya kita yang bukan seorang peminum di sana, kita akan menyingkapkan ketidakbenaran mereka. Orang-orang di sekitar kita senang bertengkar, saling caci maki, bahkan berkelahi; tetapi kita selalu ramah dan tersenyum kepada mereka, tidak bertengkar dan tidak mencaci maki orang, sehingga mereka merasa mencaci maki dan bertengkar adalah salah. Kita berada di tengah-tengah mereka dan menyingkapkan ketidakbenaran mereka, inilah yang disebut terang. Menjadi terang dunia bukan berarti kita lalu membakar alat-alat perjudian, menghukum orang-orang jahat, merombak masyarakat, atau mengubah lembaga-lembaga dalam masyarakat. Menjadi terang berarti dulu orang-orang tidak tahu bahwa yang mereka lakukan adalah jahat dan tidak benar, tetapi kehadiran kita sebagai orang Kristen menyingkapkan kejahatan mereka, mengungkapkan ketidakbenaran mereka. Terang menyingkapkan segalanya.
Dunia hari ini sepertilah kapal besar yang telah usang dan rusak/pecah. Kapal ini terbuat dari berbagai macam bahan, ada kayu, ada besi, dan logam lainnya. Tetapi semua peralatannya tidak utuh, telah rusak semua, dan kapal inipun telah karam dan berlubang besar, segera akan tenggelam. Waktu tidak banyak lagi, kita harus cepat-cepat memutuskan hendak menyelamatkan kapal atau menyelamatkan penumpangnya. Jika cukup banyak waktu, kita dapat menyelamatkan kapal dan penumpangnya. Tetapi kini tidak ada lagi waktu untuk meyelamatkan keduanya, yang mana yang akan kita selamatkan? Pandangan kita sebagai orang Kristen adalah menganggap kapal itu telah tidak berguna, telah pecah dan usang. Kalaupun kapal itu diselamatkan, itu hanya tinggal sebuah bangkai kapal yang telah rusak. Kayunya keropos, besinya karatan, mesinnya rusak total, sedikit pun tidak ada bagian yang bisa dipakai atau diperbaiki. Karena itu kita lepaskan kapal itu dan menyelamatkan penumpangnya. Selamatkanlah manusia, dan biarkan kapal itu. Di samping itu, Kristus, Pemilik kapal kita, sedang membangun sebuah kapal lain yang lebih besar, yang baru, itulah kapal sejati yang kita harapkan. Ini adalah pandangan kita yang seharusnya sebagai orang Kristen terhadap dunia.

Penerapan:
Dua Timotius 2:22 mengatakan, “Jauhilah nafsu orang muda...” Terhadap hawa nafsu, terutama hawa nafsu seksual, kita harus melarikan diri, walaupun akibatnya kita mungkin akan dijauhi oleh teman-teman dekat kita, atau malah ditinggalkan oleh mereka. Tidak mengapa. Mari kita meneguhkan iman kita dengan resiko dan harga berapun!

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, jadikanlah aku terang yang bersinar, menerangi orang-orang di sekitarku, sehingga mereka boleh nampak bahwa mereka adalah orang dosa yang memerlukan Juruselamat.

No comments: