Hitstat

16 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 4 Rabu

Reaksi Yakub terhadap Firman Allah
Kejadian 35:2
“Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: ‘Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.’”

Dalam Kejadian 35:2-7, kita melihat reaksi Yakub terhadap firman Allah. Sebelum pasal ini, tidak pernah ada catatan mengenai seseorang yang berjalan di hadirat Allah serta membersihkan seluruh dirinya berikut seisi keluarganya. Kejadian 35:2 berbunyi, “Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.” Demi menuju ke Betel, Yakub dengan setiap orang di keluarganya harus melakukan pembersihan total dan menguduskan diri mereka.
Siapa saja yang terjamah oleh Allah dan hidup bagi tempat kediaman-Nya, tentu merasa bahwa di batin ada sesuatu yang menghendaki dia membersihkan dan menguduskan dirinya. Boleh jadi kita selama ini telah membiarkan suatu kelemahan atau noda kekafiran dalam hidup kita. Namun bila kita menjamah perkara gereja dan betul-betul mau menempuh kehidupan gereja di hadapan Tuhan, di batin kita akan timbul penentangan terhadap hal-hal apa yang dibenci oleh Allah.
Segera setelah Allah menyuruh Yakub bersiap dan pergi ke Betel, Yakub menyuruh keluarganya untuk menyingkirkan dewa-dewa asing, menguduskan diri dan menukar pakaian. Meskipun Allah tidak memberitahu Yakub berbuat demikian, tetapi ada sesuatu di dalam batinnya yang menghendaki dia berbuat demikian. Jika ia disuruh pergi ke tempat yang duniawi, tentu ia tidak akan merasa perlu menguduskan diri. Tetapi di sini, Yakub memiliki perubahan yang begitu radikal, karena ia telah terjamah oleh perkara Betel, rumah Allah. Karena itu, Yakub tidak ada pilihan lain, selain membersihkan dan menguduskan dirinya, seisi rumahnya, dan semua orang yang bersama-sama dengan dia.

Menyingkirkan Dewa-dewa Asing
2 Kor. 12:9; 1 Ptr. 4:15-16

Sebagai reaksinya terhadap firman Allah, pertama-tama, Yakub memberi tahu seisi rumahnya dan semua orang yang bersama-sama dengan dia agar menyingkirkan dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah mereka (Kej. 35:2). Ketika Yakub dan keluarganya lari dari Laban, Rahel mencuri terafim dari rumahnya (31:34-35). Sebelum pasal 35, Yakub tidak pernah menyuruh Rahel menyingkirkannya. Tetapi setelah Allah menyuruhnya pergi ke Betel, setiap orang harus membuang dewa-dewa kafir atau berhala mereka. Ini merupakan suatu bayangan, suatu lambang, yang berkembang di sepanjang Alkitab. Menurut Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, hal pertama yang harus kita singkirkan demi tempat kediaman Allah adalah berhala.
Mungkin banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah berhubungan dengan berhala. Mungkin kita tidak punya berhala yang materi, tetapi kita mungkin memiliki berhala secara rohani. Berhala ialah sesuatu yang menggantikan Allah. Pendidikan, ambisi, kedudukan, nama besar, hasrat, dan harapan-harapan kita dapat menggantikan Allah dalam hidup kita, sehingga menjadi berhala. Bila kita memandang perkara itu di dalam terang ini, kita harus mengakui bahwa kita memiliki dewa-dewa asing. Begitu sanak saudara atau teman kita menggantikan Allah dalam hidup kita, itulah berhala kita. Orang tua kita, pasangan kita, dan putra putri kita, semuanya bisa menjadi berhala kita.
Mengapakah manusia menyembah berhala? Selain akibat bujukan Iblis, manusia menyembah berhala agar panjang umur dan bahagia. “Bahagia” itu meliputi: uang, kedudukan, ambisi, dan nama besar. Semuanya itu dapat menggantikan Allah, dapat membuat kita senang. Dalam hal ini, Yakub berbeda dengan Rahel. Yakub tidak mempunyai berhala dalam wujud yang lahiriah. Tetapi di dalam perampasannya, terdapat beberapa berhala. Bahkan sesungguhnya perampasannya sendiri adalah suatu berhala. Hari ini, manusia telah kehilangan Allah, mencari dewa-dewa asing, menuntut kebahagian dari berhala-berhala itu. Namun bagi kita, umat tebusan Allah, sesungguhnya Allah itulah panjang umur dan kebahagiaan kita.
Di dunia ini, kita mungkin memiliki banyak hal, dan kita mungkin menjadikan kenikmatan duniawi sebagai tujuan hidup kita. Tetapi hal itu berlawanan dengan tujuan Allah. Allah ingin kita membangun Betel dan menetap di sana. Tetapi kita harus tahu bahwa rumah Allah itu kudus adanya; bukan suatu yang biasa atau umum. Tidak seorang pun dapat memasuki rumah Allah dengan membawa berhala, tercemar, serta mengenakan pakaian yang usang dan kotor. Karena itu, kita harus dengan tuntas mengesampingkan semua dewa kafir – segala bentuk berhala.

Penerapan:
Ciri khas pertama kehidupan orang Kristen ialah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah. Ada orang menyembah pendidikan, ketenaran atau kedudukan, semuanya itu adalah berhala. Allah adalah satu-satunya obyek penyembahan yang tepat. Orang, perkara, atau benda apa pun yang kita utamakan selain Allah adalah berhala. Sebaliknya, kita harus melayani Allah yang hidup dan yang benar.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, ampunilah aku yang sering tanpa sadar “menyembah” diri sendiri, menjadikan diriku dan kesukaanku sebagai ilah bagi diri sendiri. Tuhan, biarlah seumur hidupku beribadah kepada-Mu, melayani Engkau, Allah yang hidup dan yang benar.

No comments: