Hitstat

10 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 3 Rabu

Yakub Masih Mencurigai Esau
Kejadian 33:15
“Lalu kata Esau: ‘Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku.’ Tetapi Yakub berkata: ‘Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja.’”

Setelah dengan terpaksa menerima pemberian dari Yakub, dengan baik hati Esau berkata kepada Yakub, “Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau” (Kej. 33:12). Tetapi Yakub masih tetap was-was terhadap Esau, tidak berani tinggal terlalu lama di depan Esau. Dengan menggunakan kepandaiannya sekali lagi ia berkata, “Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir” (Kej. 33:13-14).
Ketika Esau berkata, “Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku.” Tetapi Yakub menyahut, “Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja” (Kej. 33:15). Esau datang dengan hati menaruh kasih, tetapi Yakub belum dapat mempercayai dia. Asalkan muka Esau atau muka orang-orangnya masih kelihatan, Yakub tidak bisa tenteram. Seringkali, meskipun suatu masalah telah lewat, namun ekor dari masalah itu tetap tinggal di dalam kita, dan kita tidak bisa melupakannya. Allah sudah membereskan masalah itu, tetapi kita masih beranggapan bahwa masalah itu belum beres. Kita terus dihantui oleh ketakutan dan kekhawatiran, kalau-kalau masalah itu datang lagi. Kalau tidak segera dibereskan, ketakutan dan kekhawatiran yang demikian akan membuat kita kehilangan damai sejahtera, bahkan berkeras hati terhadap Allah.

Hidup dalam Kekuatiran
Kej. 33:13-15

Walaupun Yakub sudah mengalami pertolongan Allah terlepas dari Esau, ketakutannya belum hilang. Ia masih hidup di dalam kekhawatiran dan kecemasan. Ia masih belum bisa mempercayai kebaikan Esau. Karena itu, ia berusaha sebisanya menolak bantuan yang Esau tawarkan (Kej. 33:13-15). Dari hal ini kita mengetahui bahwa Yakub masih belum bisa mempercayakan hidupnya beserta keluarga dan harta miliknya kepada Allah. Ia masih diliputi berbagai kekhawatiran.
Kekhawatiran merupakan gambaran totalitas kehidupan alamiah manusia. Dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam, kehidupan insani yang umum dipenuhi oleh kekhawatiran. Setiap manusia yang normal memiliki kekhawatiran. Bila pikiran kita semakin serius, kita akan semakin penuh dengan kekhawatiran. Kalau kita seorang yang berpikir panjang dan berhati-hati, kita akan memiliki sangat banyak kekhawatiran. Orang-orang yang peka lebih-lebih diganggu oleh kekhawatiran. Orang-orang yang otaknya tumpul atau tidak peka mungkin tidak banyak kekhawatiran, tetapi mereka yang peka sering banyak kekhawatiran. Sumber kekhawatiran adalah Iblis. Kekhawatiran berasal dari Iblis untuk menggagalkan terwujudnya kehendak Allah. Jangan mengira bahwa Allahlah yang memberikan kekhawatiran kepada kita. Kekhawatiran muncul dari lingkungan yang diatur dan ditetapkan Allah.
Karena manusia harus bersusah payah untuk mempertahankan eksistensinya, maka ia penuh dengan kekhawatiran. Sebenarnya tidak ada pekerjaan yang tidak membuat kita khawatir. Bahkan orang-orang yang sukses dalam profesinya juga khawatir akan usahanya. Ada sebuah cerita tentang percakapan antara dua ekor burung gereja yang membicarakan soal kesedihan dan kekhawatiran yang biasa terjadi di antara manusia. Salah satu burung gereja itu bertanya kepada temannya mengapa manusia begitu sering khawatir. Temannya itu menjawab, “Aku kira mereka tidak mempunyai seorang Bapa yang memperhatikan mereka seperti yang kita miliki. Kita tidak perlu khawatir tentang apa pun sebab Bapa kita memperhatikan kita.” Ya, Bapa kita memang memperhatikan kita. Tetapi kadangkala Ia mengirimkan kesukaran dan penderitaan kepada kita supaya kita memenuhi takdir kita untuk memperbesar Kristus. Kita dapat bebas dari kekhawatiran bukan karena Allah menjanjikan suatu kehidupan yang tanpa penderitaan, melainkan karena kita tahu bahwa semua keadaan lingkungan kita adalah diatur dan ditetapkan oleh Allah. Paulus tidak memperhatikan hidup atau mati, ia hanya memperhatikan diperbesarnya Kristus di dalam dirinya (Flp. 1:20). Ia memahami bahwa setiap keadaan berfaedah baginya.

Penerapan:
Kita tidak boleh mengikuti arus dunia hari ini. Arus ini meliputi lalu lintas duniawi, kenikmatan duniawi, dan kekhawatiran. Karena arus ini, banyak orang sulit menempuh kehidupan yang tertekan dan gelisah. Akibatnya adalah semakin khawatir, semakin kesehatan kita dirusak. Kita, orang-orang Kristen, harus terselamatkan dari arus zaman ini dan menempuh jalan lain - menempuh jalan yang bersandar Tuhan, percaya tangan kedaulatan Tuhan.

Pokok Doa:
Ya Bapa, karena segala sesuatu berada di bawah kedaulatan-Mu, dan karena segala peristiwa yang menimpa aku adalah atas seijin-Mu, maka singkirkanlah segala kekuatiran di dalam hatiku. Aku percaya bahwa Engkau mengetahui keperluanku. Aku hanya perlu menyerahkan segala kekuatiranku kepada-Mu.

No comments: