Hitstat

13 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 3 Sabtu

Masih Perlu Penanggulangan
Kejadian 34:5
“Kedengaranlah kepada Yakub, bahwa Sikhem mencemari Dina. Tetapi anak-anaknya ada di padang menjaga ternaknya, jadi Yakub mendiamkan soal itu sampai mereka pulang.”

Keadaan Yakub di Sikhem sudah sangat baik, namun ia masih perlu dibereskan dalam situasinya (Kej. 34:1-31), sebab ia belum kembali ke Betel. Di Sikhem, Yakub sudah cukup girang dan puas. Sikhem berarti “bahu”, melambangkan tenaga. Abraham beroleh tenaga setelah kembali ke Sikhem, begitu pula tentunya pengalaman Yakub. Di sana Yakub bahkan membeli sebidang tanah, mendirikan kemah di atasnya (Kej. 33:19). Di sana ia betul-betul beroleh tenaga dan hidup sebagai kaum yang terpanggil. Tetapi itu belum mencapai tujuan Allah. Pada suatu hari, tiba-tiba terjadi suatu kasus, Dina satu-satunya putrinya dinodai (Kej. 34:1-2). Saat itu, Yakub memiliki sebelas anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Ternodanya putri tunggal Yakub merupakan satu perkara yang amat berat. Walau peristiwa yang luar biasa ini bukan terjadi atas kehendak Allah, tetapi pasti seizin Allah. Allah menghendaki Yakub yang dipilih-Nya itu dapat disempurnakan.
Bayangkan keadaan Yakub. Sebagai orang yang dipilih dan dipanggil Allah, Yakub adalah kesaksian Allah di bumi. Ia mengikuti jejak kaum terpanggil, hidup berkemah, mendirikan mezbah dan menyembah Allah, ia adalah satu-satunya kesaksian Allah di bumi pada waktu itu. Namun peristiwa apa yang terjadi! Putri tunggalnya dinodai. Mengapa hal ini bisa terjadi pada orang yang baru mulai menempuh hidup terpanggil, berkemah, dan mendirikan mezbah? Karena Allah ingin, melalui peristiwa ini, Yakub segera meninggalkan Sikhem dan berangkat ke Betel – membangun rumah Allah. Allah sekali lagi berbicara melalui situasi kepada Yakub.

Pembalasan Simeon dan Lewi
Kej. 33:13-19; 34:25-30; 49:5-6

Anak-anak Yakub kemudian mengatur pembalasan. Mereka meniru akal bulus ayah mereka. Mereka pura-pura menerima permintaan Sikhem dan Hemor, dan sengaja mengabulkan mereka memperistri Dina, asalkan setiap laki-laki mereka disunat (Kej. 34:13-17). Mendengar hal itu, Hemor dan Sikhem girang, segera menerima usul ini dan melakukannya (Kej. 33:18-19). Maka pada hari ketiga, ketika semua laki-laki di kota itu tengah menderita kesakitan, kedua kakak Dina, Simeon dan Lewi, “masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi” ( Kej. 34:25-26). Setelah itu, mereka menjarah pula kota itu, membawa kawanan kambing, domba, lembu, keledai, kekayaan, anak-anak dan perempuan. Bahkan seluruh yang ada di rumah-rumah pun dijadikan jarahan juga (Kej. 34:27-29). Tengoklah keadaan Yakub dalam pasal ini: anak perempuannya ternoda, anak laki-lakinya menyiasati orang-orang, membunuh mereka, sekaligus menjarah negeri mereka. Apakah ini keluarga orang yang terpanggil? Inikah satu-satunya keluarga kesaksian Allah di bumi? Mengapa perkara-perkara ini dapat menimpa pada Yakub? Dina, sebelas anak laki-laki dan semua orang yang terbunuh dijadikan korban demi menyempurnakan satu orang – Yakub.
Dalam Kejadian 34:30 Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi, “Kamu telah mencelakakan aku dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku.” Dengan aman dan sentosa Yakub telah datang ke Sikhem, namun kini sentosanya telah punah. Anak perempuannya telah ternoda, sekarang muncul pula malapetaka yang ditimbulkan oleh kaum putranya. Ia tidak dapat lagi tinggal di Sikhem.
Peristiwa dalam Kejadian 34 memberi kesan yang sangat dalam kepada Yakub. Pada usianya yang sudah lanjut ketika memberkati dua belas anaknya, ia masih tidak dapat melupakan perbuatan Simeon dan Lewi (Kej. 49:5-6). Yakub tidak pernah dapat melupakan hal ini, karena itulah kesulitan terbesar yang menimpa ke atasnya, yang melampaui sengketa antara ia dan Esau. Kesulitan yang disebabkan Simeon dan Lewi ini telah menjamah lubuk batinnya. Setelah kasus itu, Yakub dengan spontan menuruti firman Allah untuk berangkat ke Betel. Semenjak itu, Yakub mulai berubah.

Penerapan:
Sebelum Tuhan terpaksa memakai cara yang keras dalam membereskan kita, marilah kita belajar taat terhadap pimpinannya yang lembut. Janganlah mengeraskan hati kita terhadap teguran-teguran-Nya, dan jangan meremehkan kepentingan Tuhan. Tuhan dapat memakai segala macam cara untuk memaksa kita agar kita kembali kepada tujuan-Nya yang semula, yakni menjadikan kita Betel - rumah kediaman-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, lembutkanlah hatiku terhadap firman-Mu. Jangan biarkan hatiku keras membatu, sehingga Engkau terpaksa memukul aku dengan lengan yang teracung. Tuhan, saat ini aku terbuka terhadap-Mu. Bekerjalah di dalamku.

No comments: