Hitstat

17 January 2007

Kejadian Volume 10 - Minggu 4 Kamis

Perlu Menguduskan Diri
Kejadian 35:2
“Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: ‘Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.’”

Yakub juga menyuruh setiap orang untuk menguduskan/menahirkan dirinya (Kej. 35:2). Demi rumah Allah, kita tidak hanya harus menyingkirkan dewa-dewa asing, tetapi harus juga menguduskan diri kita seluruhnya. Dengan kata lain, seluruh orang kita, cara hidup kita, dan penampilan kita haruslah kudus. Menguduskan diri berarti kita dengan aktif memisahkan diri bagi Allah, menyapu bersih segala cemar dan nista. Seluruh diri kita harus dibersihkan dari segala yang Allah pandang sebagai pencemaran. Dalam 2 Korintus 7:1, Paulus berkata, “Saudara-saudaraku yang terkasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” Konsepsi Paulus dalam 2 Korintus pasal enam dan tujuh sama seperti konsepsi Yakub dalam Kejadian 35. Berhubung orang-orang Korintus adalah sebagai bait Allah, maka Paulus menyuruh mereka agar menyucikan diri.
Kehidupan gereja yang tepat adalah tempat pengudusan yang paling efektif. Gereja adalah “kolam “ yang besar, di mana kita semua dapat dibasuh dan dibersihkan. Kalau gereja tidak memiliki fungsi ini, tentulah itu bukan gereja. Kita memerlukan pembersihan dan pembasuhan ini. Bila kita ingin menjumpai Allah kita, kita tidak boleh menjumpai-Nya dalam keadaan yang usang dan tercemar. Kita harus dibersihkan. Pencucian ini bukanlah semata-mata usaha kita, terlebih ada pekerjaan tangan Allah atas diri kita. Begitu kita menaruh perhatian kepada Betel-Nya, dengan serta merta tangan ilahi-Nya datang membersihkan dan membasuh kita.

Menukar Pakaian dan Menanam Anting-anting
Kej. 35:2, 4; Ef. 4:22-24

Selain menyingkirkan dewa-dewa asing dan menguduskan diri, Yakub juga menyuruh seisi rumahnya dan semua orang yang mengikuti dia menukar pakaiannya (Kej. 35:2). Menurut Alkitab, mengganti pakaian berarti mengubah cara hidup kita. Efesus 4:22-24 mewahyukan bahwa corak hidup yang lama adalah sifat manusia yang telah jatuh. Sebelum percaya Tuhan, hidup kita adalah hidup ciptaan lama yang telah jatuh. Sekarang, setelah kita diselamatkan dan dilahirkan kembali, haruslah mempunyai corak hidup yang baru. Kita harus menanggalkan manusia lama seraya mengenakan manusia baru, cara hidup yang baru. Kalau demikian, maka banyak sanak famili kita, handai taulan, teman kerja serta tetangga kita dapat memberi kesaksian bahwa cara hidup kita telah mengalami perubahan besar.
Kejadian 35:4 mengatakan, “Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.” Selain menanam berhala-berhala, mereka pun menanam anting-anting juga. Anting-anting adalah benda yang memperindah diri. Jadi, inipun harus ditumpas sama seperti berhala. Dalam pandangan Allah, anting-anting dan perhiasan kebanyakan orang sama dengan berhala. Orang-orang di dalam rumah Yakub telah menyingkirkan dewa-dewa orang kafir, pun juga melepas anting-anting mereka. Ini menunjukkan bahwa hati nurani mereka menyadari, anting-anting itu sama dibenci seperti dewa-dewa orang kafir. Kita seharusnya mempunyai kesadaran yang sama. Ini bukan sesuatu yang berkenaan dengan moral, melainkan berkenaan dengan rumah Allah.
Mengapakah Yakub menyuruh seisi rumahnya dan setiap orang yang bersama dengan dia berbuat demikian – membuang berhala, menguduskan diri, menukar pakaian, dan mengubur perhiasan mereka? Kita harus ingat bahwa rumah Allah bukan masalah individu, bukan masalah Yakub seorang. Rumah Allah seharusnya rumah Yakub yang menjadi rumah Israel. Akhirnya semua keturunan Yakub menjadi rumah Allah, Betel. Betel yang sejati bukan kemah/tabernakel, melainkan umat Israel. Demikian pula, kita harus nampak bahwa hari ini kita inilah gereja. Dan kitapun harus dikuduskan, bukan karena akan pergi ke Betel, tetapi karena kita ini akan menjadi Betel. Kita harus menyingkirkan semua dewa orang kafir dan perhiasan yang dibenci Allah, sambil menguduskan diri kita dan mengganti pakaian kita. Menyingkirkan dewa-dewa asing berarti pula menyingkirkan semua sandaran yang di luar. Demi kehidupan gereja, kita perlu dikuduskan seluruhnya, baik jasmani maupun rohani, dari segala pencemaran, ditambah harus mengubah cara hidup kita.

Penerapan:
Supaya kita kudus, Allah tidak saja di dalam kita memberi satu hayat, di luar kita juga memberi satu Alkitab. Kalau kita sering membaca Alkitab, maka kebenaran yang di dalamnya akan memberi terang kepada kita, supaya kita nampak apa yang sesuai dengan sifat kudus Allah, apa yang berlawanan dengan sifat kudus Allah, supaya kita dan tindak tanduk kita terpisah dari orang dunia, menjadi kudus, sesuai dengan sifat kudus yang di dalam kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku minat dan kekuatan untuk setiap hari datang kepada firman-Mu agar aku boleh diterangi, dikoreksi, dibasuh dan dikuduskan di dalam firman-Mu. Tuhan, jadikanlah aku orang yang mengasihi Engkau dan firman-Mu.

No comments: