Hitstat

24 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 1 Kamis

Sebuah Kontradiksi
Kejadian 37:2
“Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun—jadi masih muda—biasa menggembalakan kambing domba,.... Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.”

Kejadian 37:2 mencatat bahwa Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya. Bayangkan: Ruben, putra sulung di antara kesepuluh saudara ini, telah berzinah dengan gundik ayahnya (Kej. 35:22), dan Yehuda, putra yang keempat, berzinah dengan menantunya yang menyamar sebagai perempuan sundal (Kej. 38:12-16). Lewi dan Simeon bengis adanya (Kej. 34:25-29). Fakta bahwa saudara-saudara ini bermufakat untuk membunuh saudara kandungnya sendiri menunjukkan betapa berdosanya mereka itu. Sungguh sukar dipercaya bahwa mereka adalah putra-putra dari keluarga pilihan Allah, umat kudus Allah. Terdapat sebuah kontradiksi yang besar antara status mereka dengan perilaku mereka.
Dalam Perjanjian Baru, kasus yang serupa juga terjadi di dalam gereja di Korintus. Mereka memiliki berbagai hikmat dan kurnia serta tanda-tanda dan mujizat, tetapi hidup mereka penuh dengan kontradiksi dan memalukan nama Tuhan. Dalam suratnya kepada orang-orang Korintus, Paulus menulis demikian, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah, dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kamu?” (1 Kor. 3:16). Bagi banyak orang Kristen, Roh Kudus seolah tidak begitu nyata. Pada zaman Salomo, Allah tinggal di dalam bait yang terbuat dari batu, tetapi hari ini Allah tinggal di dalam kita. Bila kita benar-benar nampak bahwa Allah telah menjadikan kita tempat kediaman-Nya, kita pasti akan menempuh hidup ini dengan penuh takwa dan ibadah! Bila kita tahu bahwa kita adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kita, maka semua kejahatan, kesantaian, kecerobohan, dan semua sikap negatif akan segera berakhir.

Mimpi Yusuf
Kej. 37:4-11

Kejadian 37:4 mengatakan, “Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.” Kejadian 37:5 mengatakan, “Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” Mimpi Yusuf itu pastilah berasal dari Allah. Yusuf menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya demikian, “Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.” Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: “Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku” (Kej. 37:7, 9).
Kedua mimpi tersebut menyatakan satu perkara yang sama, yaitu berkas-berkas gandum maupun bintang-bintang itu menyembah kepada Yusuf. Dalam pandangan kita, saudara-saudara Yusuf itu jahat adanya. Tetapi Yusuf dalam mimpinya melihat bahwa saudara-saudaranya adalah berkas-berkas gandum dan bintang-bintang. Berkas gandum adalah ikatan yang mengikat tangkai-tangkai gandum setelah dituai. Ini menyatakan bahwa dalam pandangan Allah, putra-putra Yakub merupakan panenan di atas bumi. Bahkan pula mereka bukannya gandum-gandum yang masih hijau; melainkan mereka telah masak dan dituai dan diikat menjadi berkas-berkas. Dalam mimpinya yang kedua anggota keluarga Yakub dinyatakan dengan matahari, bulan dan 11 bintang, kesemuanya itu merupakan benda-benda terang yang memancarkan sinar.
Matahari, bulan dan bintang yang terdapat dalam Wahyu 12 dan Kejadian 37 mewakili seluruh umat Allah. Dalam zaman Yusuf, keluarganya itu merupakan keseluruhan umat Allah di atas bumi. Menurut pandangan kita, mereka itu jahat dan buruk, namun menurut pandangan Allah, mereka itu cerah dan surgawi. Demikian juga menurut sifat/keadaan alamiah kita, kita ini jelek, jahat dan kotor. Akan tetapi kita telah dipilih, ditebus, diampuni, diperbarui dan diubah. Jadi kita ini ladang Allah, hasil ladang Allah. Akhirnya kita akan menjadi tuaian Allah; kita akan dituai oleh-Nya dan dijadikan berkas-berkas gandum. Tidak hanya demikian, kitapun akan menjadi terang surgawi. Sebagai tuaian, kita mempunyai hayat, dan sebagai benda-benda surgawi kita memiliki terang. Dalam mimpi Yusuf yang pertama ada hayat, dan dalam mimpinya yang kedua terdapat terang. Hayat dan terang adalah dua sifat khas dari umat Allah.

Penerapan:
Jika kita tidak belajar secara ketat untuk hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh (Gal. 5:16, 25), kita pasti akan hidup di dalam keinginan daging dan berbagai kejahatan, dosa, dan kecemaran. Semua hal-hal negatif itulah yang akan memimpin hidup kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus,ampunilah aku yang tanpa sengaja sering mengingkari statusku sebagai orang Kristen sehingga memalukan nama-Mu. Ajarlah aku untuk hidup dalam takut akan Allah, hidup di dalam kekudusan sehingga memuliakan nama-Mu.

No comments: