Hitstat

23 January 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 1 Rabu

Yakub Berhenti di Hebron
Kejadian 37:1
“Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.”

Dalam Kejadian 37, Yakub dapat dipastikan telah berusia cukup lanjut. Ditinjau dari sudut waktu maupun geografis, Yakub telah menempuh perjalanan yang panjang dan akhirnya tiba di Hebron, tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. Di sanalah ia dan Esau menguburkan Ishak, ayah mereka, yang meninggal setelah berumur seratus delapan puluh tahun (Kej. 35:27-28). Yakub telah mengalami banyak perkara. Mungkin dalam Alkitab tidak ada seorang pun yang telah mengalami situasi yang sulit dan lengkap sebanyak Yakub. Ia telah dibereskan Allah sampai tingkat sedemikian rupa sehingga ia nyaris kehilangan semua yang ia inginkan. Sebelum memasuki Kejadian 37, Rahel telah meninggal, dan Yakub tinggal di Hebron, di rumah ayahnya. Yakub seolah-olah pensiun di Hebron, menikmati hidup yang teduh di Hebron. Akan tetapi, kehidupan rohani tidak mengenal kata pensiun. Oleh karena itu, Allah segera turun tangan untuk “mengobrak-abrik” apa yang kelihatannya sebagai masa pensiun Yakub itu.
Sering kali kita merasa letih dalam mengikuti Tuhan, menganggap apa yang telah kita alami selama ini sudah cukup. Terhadap kehendak Tuhan, mungkin kita sepertinya tidak tertarik lagi, tidak ingin melakukannya lagi, ingin istirahat. Banyak orang meminta izin untuk tidak memberitakan Injil, bahkan pensiun. Saudara saudari, kita harus tersadar. Kita sudah beristirahat terlalu lama. Kita tidak bisa tidur lagi, sekarang waktunya bangun. Dalam pekerjaan rohani, tidak ada seorang pun boleh pensiun karena tua. Tuhan Yesus berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17).

Yakub Berlaku Pilih Kasih
Luk. 23:4; 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 1 Ptr. 2:22; Kej. 37:2-3

Dalam empat belas pasal terakhir Kitab Kejadian, biografi Yakub dan Yusuf dibaurkan, menunjukkan bahwa menurut pengalaman rohani, Yakub dan Yusuf adalah satu orang. Yusuf adalah lambang Kristus sebagai Yang mutlak sempurna, tidak bercacat (Luk. 23:4; 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 1 Ptr. 2:22). Sebagai yang demikian, Yusuf mewakili aspek memerintah dari Israel yang matang, susunan Kristus dalam sifat Yakub yang matang. Sebagai seorang beriman yang matang yang tersusun dari Kristus, Yang sempurna, Yakub memerintah melalui Yusuf (Kej. 41:39-44).
Tatkala Yusuf berumur 17 tahun, ia sudah terbiasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya (Kej. 37:2). Kejadian 37: 3 mencatat, “Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.” Yakub mengasihi Yusuf lebih dari saudaranya yang lain, dan ia telah membuatkan baginya sehelai jubah yang berwarna-warni (Kej. 37:3). Bila Yakub tidak dalam kondisi pensiun, mustahil ia ada waktu untuk membuatkan Yusuf jubah seperti ini. Seorang ayah yang sibuk mustahil meluangkan waktu untuk mengerjakan ini. Namun Yakub telah menikmati hidup dan ia mempunyai banyak waktu untuk membuatkan putra kesayangannya sebuah jubah. Ini membuktikan kalau ia telah pensiun. Sebutan dari jubah yang berwarna-warni ini ibarat sebuah jendela kecil, yang melalui ini kita dapat meneropong karakter, keinginan, maksud, sasaran dan watak Yakub.
Setelah Yakub mengalami banyak pemberesan di bawah tangan Allah, tidak ada lagi sesuatu dalam hidup manusiawi yang ingin ia capai. Ia mungkin merasa jemu terhadap perampasan, penipuan, pergulatan dan perebutan. Hidupnya sudah tenang dan ia pun sudah memiliki putra kesayangan yang merupakan mustika hatinya. Dikarenakan sikap pilih kasihnya yang dicondongkan kepada Yusuf ini, maka ia membuatkan bagi Yusuf sehelai jubah yang berwarna warni. Hati Yakub jelas pertama-tama terikat pada Yusuf dan kedua pada Benyamin. Yakub nyata-nyata pilih kasih. Kelak kita akan melihat bahwa sikap pilih kasih Yakub terhadap Yusuf ini menimbulkan sengsara atas dirinya. Sikap pilih kasih Yakub kepada Yusuf menunjukkan bahwa dia belum sepenuhnya diubah tetapi masih hidup dalam hayat alamiah. Sikap Yakub yang memihak terhadap Yusuf menyebabkan dia menderita lebih lanjut, yang menjamah sangat dalam perasaan pribadinya. Penanggulangan terakhir ini membawa dia kepada kematangan yang penuh untuk ekspresi dan kekuasaan Allah.

Penerapan:
Roma 12:11 berkata, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Kenyamanan hidup, menikmati berbagai media hiburan, pusat-pusat perbelanjaan, dapat membuat roh kita padam. Selain itu, hal-hal tersebut dapat memadamkan beban injil dan kehidupan doa kita.

Pokok Doa:
Ya Allah, Engkau adalah Bapa yang setia, tidak pernah berubah kasih setia-Mu. Tambahkanlah diri-Mu ke dalamku agar aku boleh dengan setia mengikuti Engkau dan melayani Engkau sampai akhir hidupku. Di saat aku lemah, ingatkanlah, terangi, dan bangkitkanlah aku kembali.

No comments: