Hitstat

12 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 2 Jumat

Indahnya Rancangan Allah
Matius 1:16
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Dalam silsilah Kristus disebutkan bahwa “Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria” (Mat. 1:16), tetapi Lukas 3:23 mengatakan, “Yusuf, anak Eli.” Putra siapakah Yusuf? Yusuf sebenarnya bukan putra Eli, melainkan dianggap sebagai putranya berdasarkan hukum. Yusuf adalah menantu Eli, ayah Maria. Mungkin ini merupakan perkara yang sama dengan yang disinggung dalam Bilangan 27:1-8 dan 36:1-12, yang di dalamnya tercantum peraturan Allah, jika ada orang tua yang hanya mempunyai anak perempuan sebagai ahli warisnya, warisan itu akan dijatuhkan ke atas anak perempuan itu, yang kemudian harus menikah dengan laki-laki dari suku yang sama, demi menjaga warisan mereka tetap pada suku itu. Karena orang tua Maria tidak mempunyai anak laki-laki, maka Maria mewarisi warisan dari orang tuanya dan menikah dengan Yusuf, seorang laki-laki dari suku yang sama, yakni suku Yehuda. Lihatlah, bahkan peraturan dalam Bilangan 27:1-8 dan 36:1-12 pun berkaitan dengan silsilah Kristus. Baik secara langsung maupun tidak langsung, seluruh Alkitab berkaitan dengan Kristus.
Ketika sampai pada Yesus, silsilah ini tidak mengatakan “Yusuf memperanakkan Yesus”, seperti yang disebutkan pada orang-orang terdahulu; melainkan mengatakan “Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Mat. 1:16). Yesus dilahirkan oleh Maria, bukan oleh Yusuf; karena sudah dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi keturunan perempuan dan akan dilahirkan oleh seorang dara (Kej. 3:15; Yes. 7:14). Walau Yesus bukan berasal dari benih Yusuf, tetapi pernikahan Yusuf dengan Maria pastilah berada di bawah kedaulatan Allah. Semua pernikahan berada di bawah kedaulatan Allah, terutama pernikahan yang ada hubungannya dengan Kristus. Pernikahan Yusuf dan Maria telah menyatukan dua garis dalam silsilah Kristus.

Yer. 22:28-30; Luk. 1:27, 31-32; Kej. 3:15;Yes. 7:14

Kristus tidak mungkin dilahirkan oleh Yusuf, karena Yusuf adalah laki-laki dan juga keturunan Yekhonya. Tidak ada satu pun keturunan Yekhonya yang dapat mewarisi takhta Daud (Yer. 22:28-30). Jika Kristus dilahirkan dari Yusuf, niscaya Ia akan dikesampingkan dari takhta Daud. Namun, Maria adalah perawan dan keturunan Daud (Luk. 1:27, 31-32); sebagai orang yang demikian, dia adalah orang yang tepat untuk melahirkan Kristus. Pernikahan Yusuf dan Maria membawa Yusuf ke dalam hubungan dengan Kristus dan menyatukan dua garis silsilah Kristus untuk mendatangkan Kristus.
Yesus yang dilahirkan oleh Maria telah memenuhi nubuat-nubuat tentang keturunan perempuan (Kej. 3:15); tentang seorang dara melahirkan seorang putra (Yes. 7:14); tentang Abraham memiliki seorang keturunan yang akan mendatangkan berkat bagi semua bangsa (Kej. 22:18); nubuat terhadap Ishak dan Yakub, yang sama seperti nubuat terhadap Abraham (Kej. 26:4; 28:14); nubuat terhadap Yehuda bahwa Yehuda akan menjadi suku raja (Kej. 49:10); dan nubuat terhadap Daud (2 Sam. 7:12-13). Menurut kedaulatan Allah, Maria, ibu Yesus itu menikah dengan Yusuf, seorang keturunan Yekhonya, yang kelihatannya ada dalam garis keluarga raja. Kelihatannya Yesus itu keturunan Yekhonya, tetapi sesungguhnya bukan. Yesus adalah keturunan Daud. Hanya Allah yang bisa mengatur hal seperti ini. Puji Tuhan!
Jika kita meninjau sejarah kita, bagaimana kita diselamatkan, kita akan menemukan bahwa prinsipnya sama. Jangan mengira bahwa pernikahan antara Yusuf dengan Maria adalah sesuatu yang kebetulan. Pernikahan itu direncanakan oleh tangan kedaulatan Allah. Demikian pula, hubungan kita dengan Kristus - keselamatan kita – itu pun telah dirancangkan oleh tangan ilahi-Nya. Kita perlu bersyukur kepada Tuhan serta berkata kepada-Nya, “Ya Tuhan, aku sangat gembira karena aku dilahirkan di jaman di mana orang dengan mudah mendengarkan Injil sehingga aku dapat diselamatkan.” Kesatuan kita dengan Kristus pun bukan kebetulan, melainkan sudah dengan teliti dirancang oleh Allah. Allah telah menyusun semua ini bagi umat kecil seperti kita. Ketika kita memasuki alam kekekalan, kita akan bersorak, “Puji Tuhan!”

Doa:
Tuhan Yesus, terangilah aku agar nampak rancangan-rancangan-Mu dalam hidupku. Bukalah mata hatiku agar nampak bahwa segala situasi yang terjadi dalam hidupku telah Kau atur dengan baik. Tambahkanlah iman padaku agar aku tidak kehilangan pegangan dan jatuh, tidak menggerutu, tidak tersandung. Tuhan, peganglah tanganku hari ini.

No comments: