Hitstat

09 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 2 Selasa

Pelanggaran, Pertobatan, dan Pengampunan
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Setelah Daud melakukan pembunuhan dan perzinaan, Allah mengutus nabi Natan secara khusus untuk menegur dia (2 Sam. 12:1-12). Setelah ditegur, Daud bertobat. Mazmur 51 adalah mazmur penyesalan Daud. Daud bertobat dan Allah mengampuni dia (2 Sam. 12:13). Setelah penyesalan, kemudian ada pengampunan. Jadi kita dapat melihat tiga hal di sini: pelanggaran, pertobatan, dan pengampunan. Bila kita menjajarkan ketiga hal ini, hasilnya adalah Salomo. Mula-mula ada pelanggaran dan pertobatan, lalu ditambah dengan pengampunan Allah. Setelah itu, barulah ada Salomo (2 Sam. 12:24), orang yang membangun Bait Allah. Salomo adalah hasil dari pelanggaran dan pertobatan ditambah dengan pengampunan Allah.
Pengampunan Allah dicurahkan ke atas pelanggaran dan pertobatan Daud sehingga membuahkan seorang yang bernama Salomo, orang yang membangun Bait Allah. Gereja sebagai Bait Allah selalu dibangun oleh mereka yang tadinya melakukan pelanggaran, bertobat, dan kemudian diampuni oleh Allah. Setelah Daud menerima pengampunan Allah dan sukacita keselamatannya dipulihkan, ia berdoa bagi Sion dan pembangunan tembok Yerusalem untuk menguatkan kerajaannya (Mzm. 51:18). Akhirnya, sebagai hasil dari pengampunan Allah terhadap dosanya, Allah memberinya seorang anak untuk membangun Bait Allah sebagai pusat Kota Yerusalem.
Jika kita bertobat, mengaku dosa-dosa kita, dan memohon Allah agar Dia membersihkan kita dari noda pelanggaran, kita akan memiliki kenikmatan akan Allah dalam Kristus dan rumah-Nya. Kenikmatan ini adalah bagi pembangunan gereja, tempat kemuliaan-Nya. Allah sendiri akan memberikan hadir-Nya yang kaya kepada gereja dengan diri-Nya sendiri sebagai sukacita, damai sejahtera, hayat, terang, perhentian, dan segala berkat rohani di dalam surga.

2 Sam. 12:24-25;1 Taw. 22:9

Seandainya kita adalah orang yang baik, yang tidak pernah melakukan pelanggaran, dan tidak pernah merasa perlu bertobat, maka Allah tidak ada jalan untuk mengampuni kita. Pembangunan Bait Allah terwujud dari pelanggaran dan pertobatan manusia ditambah pengampunan Allah. Setelah melakukan pelanggaran, kalau kita bertobat, Allah akan siap mengampuni kita. Hasil dari pengampunan Allah adalah Salomo. Nama Salomo berarti “damai” (2 Sam. 12:24; 1 Taw. 22:9). Selain itu, Salomo juga memiliki nama lain, yaitu “Yedija” (2 Sam. 12:25), yang berarti “yang dikasihi Tuhan”. Bagi kita, Salomo berarti “damai”, tetapi bagi Tuhan, ia berarti “yang dikasihi Tuhan”. Anak inilah yang akan membangun rumah Allah, Bait Allah yakni gereja hari ini.
Bila kita memiliki suatu dosa yang belum kita bereskan, maka di batin kita akan terasa ada satu ganjalan. Meskipun hati nurani kita bisa ditekan hingga tidak bersuara, tapi ia tidak akan selamanya tidak bersuara. Hanya orang yang mengaku dosa yang akan dibelaskasihani, hanya orang yang mengaku dosa yang akan mendapatkan perhentian. Banyak orang mempunyai pengalaman seperti Daud, “Selama aku berdiam tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.” Tetapi setelah dia mengaku dosa, dia berkata, “Engkau mengelilingi aku dengan sukacita keselamatan” (Maz.32:1-7). Ada orang tidak memiliki sukacita, karena ia tidak bersaksi bagi Tuhan, ada yang karena tidak taat kepada Allah atas suatu hal, ada yang karena tidak rela melepaskan sesuatu. Selain itu, kebanyakan anak-anak Allah tidak sukacita justru karena mereka belum mengaku dosa. Sukacita karena mengaku dosa adalah satu sukacita yang besar! Amsal 28:13 berkata: “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Pengampunan Allah atas pelanggaran kita akan menjadikan kita Salomo. Kita akan penuh damai dan dikasihi oleh Tuhan. Kemudian kita akan membangun gereja, Bait Allah. Pada saat itu, kita akan sangat berguna dalam pembangunan Allah.

Doa:
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.

No comments: