Hitstat

22 April 2007

Matius Volume 1 - Minggu 4 Senin

Dipimpin oleh Bintang - Visi Surgawi
Matius 2:1-2
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem ... datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.

Catatan Matius menunjukkan bahwa Yesus yang baru dilahirkan itu ialah Raja dari umat Allah (Mat. 2:1-23). Dia adalah keturunan raja Daud. Matius pasal satu memberi tahu kita bahwa Perjanjian Lama memuat nubuat tentang Kristus yang kedatangan-Nya dinanti-nantikan oleh semua umat Allah, sedangkan Matius pasal dua menunjukkan jalan untuk menemukan Kristus. Kedatangan-Nya telah dinubuatkan, dan Ia telah datang. Namun masalahnya kini ialah bagaimana menemukan Dia.
Matius 2:1-2 mengatakan, “...datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’” Allah memberi orang-orang majus itu sebuah bintang yang bersinar untuk memimpin mereka kepada Yesus untuk kemudian menyembah Dia (Mat. 2:2). Bintang di langit yang dilihat oleh orang-orang majus itu melambangkan visi surgawi. Untuk mengenal kelahiran Yesus sebagai Raja, dan untuk datang menyembah Dia, diperlukan suatu visi surgawi, visi yang hidup. Cahaya bintang terang inilah yang menggerakkan orang-orang majus datang dari Timur untuk mencari dan menyembah Raja orang Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa visi surgawi berkaitan dengan orang-orang yang dengan tulus hati mencari Dia (Mat. 5:8) dan perkenan Bapa yang di surga (Mat. 16:17).
Setiap orang yang mencari Kristus harus memiliki hati yang tulus. Tulus di sini bukan hanya mengacu kepada sungguh-sungguh dan tidak palsu juga mengacu kepada lurus, tidak bengkok. Hati yang tulus adalah hati yang sejati, tidak bercabang. Hati yang tulus hanya menginginkan satu hal, yaitu Allah sendiri. Di hadapan Allah, hati yang tulus merupakan hal yang paling penting, hal yang menentukan apakah kita dapat menemukan Kristus atau tidak.

Mat. 2:1-12

Pada waktu kelahiran Yesus, terdapat suatu agama yang disebut agama Yahudi, suatu agama yang fundamental, agama alkitabiah yang dibentuk, diatur, dan disusun sesuai dengan 39 kitab Perjanjian Lama. Melalui catatan Matius pasal dua, kita nampak bahwa agama Yahudi sangat memegang teguh kitab suci. Namun hampir tidak ada seorang pun dalam agama itu yang mengetahui bahwa Kristus telah datang. Kita tidak menjumpai catatan dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa beberapa di antara umat agama itu pergi untuk menemui Kristus. Sebaliknya, tercatat bahwa beberapa orang majus (ahli perbintangan) datang mencari Dia (Mat. 2:1-12).
Orang-orang majus ini mempunyai visi hidup - bintang surgawi, sedangkan kaum agamawan Yahudi memiliki Alkitab. Manakah yang lebih kita sukai, Alkitab atau bintang? Paling baik jika memiliki kedua-duanya. Kita seharusnya mempunyai Alkitab di tangan kita, sambil nampak bintang di langit – visi surgawi. Paling baik kalau kita menjadi kedua-duanya, menjadi orang majus dan orang Yahudi. Terhadap Alkitab, kita seharusnya seperti seorang Yahudi; terhadap visi surgawi, kita seharusnya seperti seorang majus.
Setelah orang-orang majus nampak akan bintang itu (visi surgawi), ternyata mereka mendapat kesulitan. Kesulitan ini datang dari konsepsi alamiah mereka. Mereka segera memutuskan untuk pergi ke Yerusalem, ibu kota bangsa Yahudi, ke tempat di mana Raja orang Yahudi itu dilahirkan (Mat. 2:2-3). Keputusan mereka pergi ke Yerusalem bukan datang dari terang bintang itu, tetapi dari konsepsi alamiah mereka.
Yerusalem adalah tempat yang keliru. Yerusalem, sebagai ibu kota dan kota tempat Bait Suci berdiri, bukanlah tempat terlahirnya Yesus. Kekeliruan orang-orang majus kemudian menyebabkan suatu masalah yang serius dan hampir-hampir mengakibatkan terbunuhnya bayi Yesus. Jikalau bukan karena kedaulatan Allah, Yesus kecil itu pasti akan terbunuh akibat kekeliruan mereka. Kesalahan mereka telah merenggut banyak jiwa anak kecil (Mat. 2:16-18). Waspadalah, kita mungkin memiliki pengetahuan Alkitab dan visi surgawi, tetapi jangan mencampuradukkannya dengan konsepsi alamiah kita sendiri.

Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hati yang sederhana, tulus, dan polos, hati yang memiliki satu kasih dan keinginan serta satu sasaran yaitu mencari Engkau dengan sungguh-sungguh. Tuhan, aku mau mengikuti Engkau dengan tulus, tidak terpengaruh oleh suasana sekitar, bagaimanapun keadaannya tetap mengikuti Engkau. Apa yang Engkau kehendaki, biarlah itu yang kulakukan.

No comments: