Hitstat

21 February 2008

Markus Volume 1 - Minggu 1 Jumat

Taat Sampai Mati di Kayu Salib
Filipi 2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Ayat Bacaan: Flp. 2:8-9; Rm. 5:19

Merendahkan diri-Nya sendiri adalah langkah lebih lanjut dari pengosongan diri-Nya. Ini adalah tindakan Kristus yang menyatakan bahwa Dia adalah seorang hamba. Kedatangan Tuhan ke bumi pada satu pihak Dia melepaskan kekuasaan-Nya, dan di pihak lain Ia mengambil ketaatan. Ketaatan adalah salah satu karakter dari seorang hamba. Mari kita renungkan sejenak, sebenarnya bagi Tuhan tidak begitu mudah untuk taat. Ketaatan Tuhan lebih sulit daripada Ia menciptakan langit dan bumi. Oleh karena Dia harus mengosongkan kekuasaan dan kemuliaan dari ke-Allahan-Nya. Ia terlebih dulu harus mengenakan rupa seorang hamba, barulah Ia layak dikatakan taat. Ketaatan dalam ke-Allahan adalah perkara yang paling ajaib dalam alam semesta. Ia taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib, kematian yang menyakitkan dan mengaibkan.
Hari ini banyak orang bertanya, “Mengapa aku harus taat?” Atau mungkin mereka berkata, “Aku adalah seorang saudara, kamu juga seorang saudara. Lalu, mengapa aku harus taat kepadamu?” Sebenarnya, manusia tidak berhak mengucapkan perkataan itu, hanya Tuhan yang bersyarat mengatakannya. Tetapi Tuhan tidak pernah mengatakan perkataan semacam itu, bahkan pikiran semacam itu pun tidak ada di dalam benak-Nya.
Puji syukur kepada Tuhan karena melalui ketaatan-Nya, kita semua hari ini telah dibenarkan (Rm. 5:19). Sebagai orang-orang yang telah ditebus kita dapat dibenarkan di hadapan Allah. Sebagai umat tebusan-Nya asalkan kita mau merendahkan diri tentu akan mudah bagi kita untuk taat. Dan bila kita mau belajar taat, tidak hanya diri kita yang mendapatkan faedah rohani, orang lain pun akan diberkati karena kita.
Kita perlu mengenal kehidupan Tuhan secara mendalam. Ini akan membuat kita terkesan dan terdorong untuk rela menjadi taat. Orang yang mengenal Tuhan, dengan sendirinya akan taat. Kristus adalah teladan ketaatan yang sempurna. Hidup dalam ketaatan berarti hidup dalam prinsip Kristus. Karena itu, orang yang dipenuhi dengan Kristus pasti dipenuhi dengan ketaatan.

No comments: