Hitstat

17 February 2008

Markus Volume 1 - Minggu 1 Senin

Hamba Allah yang Setia
Yesaya 42:3
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.

Ayat Bacaan: Yes. 42:3; Kej. 4:26; Rm. 10:13

Tuhan tidak akan memutuskan buluh yang patah terkulai atau me­madamkan sumbu yang pudar nyalanya. Buluh, dalam Alkitab melam­bangkan orang yang rapuh, orang yang tidak dapat menahan tekanan. Orang-orang Yahudi sering membuat suling dari buluh. Ketika buluh sudah patah terkulai dan tidak berguna lagi sebagai alat musik, mereka lalu memutus­kannya. Mereka juga membuat obor rami dengan bahan bakar minyak. Bila minyaknya habis, rami itu berasap, dan mereka lalu memadamkannya.
Hakiki kita sebagai manusia di dunia ini adalah rapuh. Tak peduli dipandang dari sudut jasmani, atau psikologi, dalam urusan pekerjaan, atau urusan moral, kita semua rapuh. Demikian pula di aspek kejiwaan kita. Sedikit kesulitan bisa membuat kita merasa sakit; sedikit perkara yang menyedihkan bisa membuat kita kuatir; sedikit perkara yang menakutkan bisa membuat kita cemas dan gelisah. Sesungguhnya, hari ini jarang sekali orang yang jiwanya tidak labil, hanya saja, ada orang yang kelabilan jiwanya agak ringan, ada yang agak berat. Semuanya ini menyatakan betapa rapuhnya jiwa manusia.
Namun Tuhan tidak akan “memutuskan” orang-orang yang patah terkulai yang tidak dapat memperdengarkan suara musik atau memadamkan orang-orang yang seperti obor yang pudar nyalanya yang tak dapat bercahaya menerangi sekitarnya. Tuhan tidak akan memutuskan buluh yang patah terkulai ataupun memadamkan orang-orang yang seperti obor yang pudar nyalanya.
Karena itu, saudara saudari yang terkasih, kita patut mengucap syukur, walaupun kita adalah orang yang rapuh, kita dengan penuh keberanian dapat datang kepada-Nya, karena Dia tidak menolak dan membuang kita. Sama seperti Enos, generasi ketiga umat manusia yang menyadari kelemahannya dan mulai memanggil nama Tuhan (Kej. 4:26). Marilah kita menjadi orang yang senantiasa datang dan berseru pada-Nya, sehingga Dia menyelamatkan kita (Rm. 10:13). Menyeru nama Tuhan akan langsung menghasilkan keselamatan, dan membawa kita kembali kepada kenikmatan atas kekayaan nama-Nya.

No comments: