Hitstat

24 February 2008

Markus Volume 1 - Minggu 2 Senin

Mempersiapkan dan Meluruskan Jalan bagi Tuhan
Markus 1:3
Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.

Ayat Bacaan: Mrk. 1:3; Kol. 1:21; Luk. 1:17

Keselamatan Allah adalah Tuhan masuk ke dalam manusia, menjadi penyelamat dan hayat manusia. Jika kita ingin mendapatkan keselamatan Allah, kita harus membiarkan Tuhan masuk ke dalam diri kita sebagai hayat kita. Namun seringkali tidaklah mudah bagi Tuhan untuk masuk ke dalam diri kita. Mengapa? Sebab sebagai manusia kita ini tidaklah sederhana. Di dalam batin kita sangatlah rumit.
Cobalah renungkan sejenak betapa banyak angan-angan, pikiran, kesenangan dan ketidaksenangan, maksud hati, hasrat, keputusan yang kita miliki di dalam kita. Renungkanlah juga betapa sering angan-angan kita itu jauh dari Allah dan diduduki oleh perkara-perkara yang bukan Allah, seperti filsafat dan kebudayaan. Bahkan seringkali kita memusuhi Allah di dalam pikiran dan hati kita (Kol. 1:21). Lalu bagaimana mungkin Kristus dapat masuk ke dalam kita? Agar Kristus dapat masuk ke dalam kita, maka jalan untuk Tuhan perlu dipersiapkan dan diluruskan.
Mempersiapkan jalan untuk Tuhan dan meluruskan jalan bagi-Nya adalah memalingkan angan-angan kita kepada Tuhan dan membetulkan hati kita serta meluruskan setiap bagian hati kita melalui pertobatan agar Tuhan, Hamba-Penyelamat dapat masuk ke dalam kita menjadi hayat kita (Luk. 1:17). Inilah pertobatan yang sejati.
Jadi, bertobat adalah mempersiapkan jalan untuk Tuhan dan meluruskan jalan bagi-Nya, supaya Tuhan masuk ke dalam kita. Kalau kita tidak bertobat, tidak ada perubahan dalam pikiran, tidak memalingkan seluruh diri kita kepada Allah, sekalipun Tuhan mau masuk ke dalam kita supaya kita mendapatkan karunia keselamatan Allah, Tuhan tetap tidak ada jalan untuk masuk. Tetapi kapan kala pikiran kita berpaling kepada Allah, membuka jalan bagi Tuhan, Ia segera masuk ke dalam kita, menjadi karunia keselamatan kita. Ketika hati kita berpaling kepada Tuhan, selubung itu diambil. Jadi memalingkan hati adalah penyingkapan selubung. Pertobatan yang demikian ini perlu menjadi penghidupan kita sehari-hari agar Kristus memiliki jalan di atas diri kita.

No comments: