Hitstat

10 November 2008

Lukas Volume 2 - Minggu 3 Selasa

Mentahirkan Penderita Kusta
Lukas 5:12
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

Ayat Bacaan: Luk. 5:12-13; Bil. 12:1-10; 2 Raj. 5:1, 9-14; Im. 13:45-46

Menurut Perjanjian Lama, seorang kusta tidak boleh dijamah oleh siapa pun. Untuk menjauhkan orang lain dari penderita kusta, maka orang kusta itu harus berteriak, “Najis, najis!” Jadi, orang kusta itu benar-benar diasingkan. Tetapi Manusia-Penyelamat mengulurkan tangan-Nya untuk menjamah orang kusta (Luk. 5:13). Jamahan Tuhan kepada orang kusta itu mewahyukan kebajikan insani-Nya, sedangkan kuasa penyembuhan-Nya mewahyukan atribut keilahian-Nya.
Menurut kasus-kasus dalam Alkitab, kusta berasal dari pemberontakan dan ketidaktaatan. Miryam menjadi kusta karena pemberontakannya terhadap wakil kuasa Allah (Bil. 12:1-10). Sebaliknya, kusta Naaman ditahirkan karena ketaatannya (2 Raj. 5:1, 9-14). Semua manusia yang jatuh telah menjadi kusta di pandangan Allah karena pemberontakan mereka. Tetapi Manusia-Penyelamat telah datang untuk menyelamatkan orang-orang dari pemberontakan mereka dan mentahirkan mereka dari kusta mereka.
Seorang kusta, menurut hukum Taurat, diasingkan dari umat Allah karena ketidaktahirannya. Tidak ada seorang pun yang boleh menjamahnya (Im. 13:45-46). Tetapi Manusia-Penyelamat menjamah orang yang penuh kusta ini. Sungguh Tuhan penuh rahmat dan simpati! Dengan satu jamahan-Nya, “seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” Kusta adalah penyakit yang paling cemar dan merusak, yang mengasingkan korbannya dari Allah dan manusia. Yesus mentahirkan orang kusta itu menandakan bahwa Dia memulihkan orang dosa kepada persekutuan dengan Allah dan manusia.
Perbuatan dosa memang tidak mungkin mengubah status anak-anak Allah menjadi bukan anak-anak Allah, tetapi dosa bisa mengakibatkan terputusnya persekutuan antara anak-anak Allah dengan Allah. Hari ini Tuhan menjamah kita lewat terang firman-Nya. Saat kita datang kepada-Nya dan terang firman-Nya menerangi, kita perlu mengakui setiap dosa kita. Pengakuan dosa yang tuntas demikian akan memulihkan kembali persekutuan kita dengan Allah. Tuhan pasti mau menyembuhkan kita, tetapi kita perlu datang kepada-Nya dan mengakui bahwa kita adalah orang yang kusta yang memerlukan pentahiran.

No comments: