Hitstat

23 November 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 1 Senin

Membangkitkan Orang Mati dengan Kuasa-Nya
Lukas 7:13-14
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya,..., Ia berkata, ”Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”

Ayat Bacaan: Luk. 7:11-17; 19:10; Ef. 2:1; Yoh. 11:25; Why. 20:15

Setelah menyembuhkan seorang hamba perwira dengan perkataan-Nya yang penuh kuasa, Yesus dengan murid-murid-Nya kemudian pergi ke suatu kota yang bernama Nain (Luk. 7:11). Ketika mereka mendekati pintu gerbang kota, mereka menjumpai serombongan orang yang sedang mengusung orang mati. Orang yang mati itu adalah seorang anak laki-laki, anak tunggal dari seorang janda. Ketika Tuhan melihat janda itu berduka, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” (Luk. 7:13). Perkataan Tuhan di sini penuh dengan simpati.
Kemudian Lukas 7:14-15 mencatat, “Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata. ‘Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!’ Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.” Walau Tuhan Yesus tidak diminta untuk melakukan apa-apa, namun Dia telah memperlihatkan simpati, kasih, dan kemurahan-Nya dengan membangkitkan anak muda yang mati itu. Sebagaimana sebelumnya Yesus dengan perkataan-Nya yang penuh kuasa menyembuhkan hamba perwira yang hampir mati, sekarang dengan kuasa firman-Nya pula Dia membangkitkan anak muda yang benar-benar telah mati. Tindakan Tuhan di sini menunjukkan bahwa Dia datang untuk menyelamatkan orang dosa yang hilang (Luk.19:10).
Di pandangan Allah, semua orang telah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa (Ef. 2:1). Tetapi Tuhan berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25b). Hari ini banyak orang yang berduka karena kematian jasmani yang dialami oleh sanak keluarga mereka, tetapi sangat sedikit yang berduka akibat kematian rohani. Saudara saudari, kematian jasmani tidak seberapa menakutkan dibandingkan dengan kematian rohani. Bila roh seseorang tidak pernah dihidupkan dan dibangkitkan oleh Tuhan, maka ia akan mengalami kebinasaan kekal (Why. 20:15). Fakta ini seharusnya membuat kita berduka tatkala melihat orang-orang yang belum percaya Tuhan. Kita seharusnya berdoa bagi mereka dan mencari kesempatan untuk “mengusung” mereka kepada Tuhan agar roh mereka dihidupkan.

No comments: