Hitstat

26 November 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 1 Kamis

Iman, Kasih dan Damai Sejahtera
Lukas 7:50
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu, ”Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan damai!”

Ayat Bacaan: Luk. 7:42, 50; 1 Ptr. 1:8

Iman, kasih, dan damai sejahtera adalah tiga kebajikan penting dalam mengalami dan menikmati keselamatan Allah. Iman dihasilkan dari pengenalan kita terhadap Penyelamat dalam kuasa dan kebajikan-Nya yang menyelamatkan. Kasih berasal dari iman, dan kasih mendatangkan damai sejahtera. Hasilnya, kita dapat mengikuti Tuhan.
Ketika kita mengalami pengampunan Tuhan yang murah hati, dengan sendirinya kita akan mengasihi Dia. Walau kita semua mengasihi Tuhan, namun kadar kasih kita kepada-Nya tergantung pada berapa banyak kita mengalami pengampunan-Nya. Inilah sebabnya Tuhan berkata kepada Simon, “Tetapi orang yang sedikit diampuni sedikit juga ia mengasihi” (Luk. 7:47). Banyaknya perbuatan kasih yang dilakukan oleh perempuan itu adalah bukti bahwa banyak dosanya yang telah diampuni. Sebaliknya, sedikitnya perbuatan kasih yang dilakukan oleh Simon membuktikan bahwa dia hanya sedikit diampuni.
Perkataan Tuhan tentang kasih dalam Lukas 7:42 menunjukkan dengan jelas bahwa kasih adalah hasil dari pengampunan. Kasih kepada Tuhan muncul setelah ada pengampunan. Lalu apakah yang menyebabkan datangnya pengampunan? Iman. Karena iman kepada Kristus dan karya-Nya, maka dosa-dosa kita diampuni. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu, “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan damai” (Luk. 7:50). Dosa-dosa kita diampuni bukan karena kasih kita, tetapi karena iman kita. Oleh sebab itu, iman menghasilkan pengampunan, pengampunan menghasilkan kasih, dan kasih mendatangkan damai sejahtera.
Karena kita telah percaya kepada-Nya, maka kita mengasihi-Nya. Hasilnya, timbullah sukacita, yang sangat besar, mulia, dan tak terkatakan (1 Ptr. 1:8). Jika kita ingat betapa dosa kita telah diampuni, maka tak dapat tidak kita mengasihi Tuhan. Pada suatu hari, Tuan Evan Robert menangis karena salib Tuhan tidak dapat menggerakkan hatinya untuk mengasihi Tuhan. Dia terus menangis di hadapan Tuhan dan baru berhenti setelah salib itu menggerakkan hatinya lagi. Akhirnya, melalui dialah Tuhan membangkitkan kebangunan rohani yang terkenal dalam sejarah, yaitu kebangunan di Wales (1904-1906).

No comments: