Hitstat

06 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 3 Sabtu

Disembuhkan dan Memuliakan Allah

Lukas 17:17-18

Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”

 

Ayat Bacaan: Luk. 17:11-19; 1 Yoh. 1:9

 

Agar kita dapat melayani dan memuliakan Allah, kita perlu ditahirkan dari kusta yang melambangkan dosa pemberontakan, juga dosa kesombongan. Seorang yang memberontak terhadap Allah tidak mungkin dapat melakukan apa yang Allah kehendaki ia lakukan. Itulah sebabnya setelah menyampaikan ajaran tentang pelayanan, Tuhan masih perlu mewahyukan pentahirannya terhadap penderita kusta (Luk. 17:11-19).

Lukas 17:11-13 mengisahkan, “Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui-Nya. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus yang menaruh belas kasihan kepada mereka berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir (Luk. 17:14).

Tindakan pertama dalam pentahiran seorang kusta ialah orang tersebut harus dibawa kepada imam. Imam di sini melambangkan Tuhan Yesus, karena Dialah Imam yang sejati, yang membawa manusia kepada Allah. Jadi, jalan untuk ditahirkan dari dosa pemberontakan kita adalah dengan datang kepada Tuhan, Imam Besar kita, dan mengakui segala dosa kita kepada-Nya. Pengakuan dosa yang tuntas sedemikian akan membuat kita ditahirkan (1 Yoh. 1:9).

Setelah ditahirkan oleh Tuhan, salah satu dari sepuluh orang kusta tadi, yakni seorang Samaria, kembali kepada Yesus sambil memuliakan Allah. Dia tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya (Luk. 17:15-16). Sebaliknya, sembilan orang lainnya hanya peduli dengan kesembuhan mereka, karena itu lupa kembali kepada Tuhan untuk berterima kasih kepada-Nya dan tidak memuliakan Allah. Kesembilan orang itu melambangkan orang yang sudah diampuni dan mengalami berkat Tuhan, namun tidak merasa perlu untuk datang kepada Tuhan dan memuliakan Allah.

Saudara saudari terkasih, kita yang sudah menerima karunia Tuhan, seharusnya belajar tersungkur di depan kaki Tuhan, mengucap syukur kepada-Nya, dan memuliakan Allah. Tindakan yang demikian sesungguhnya membuktikan iman kita dan keselamatan kita (Luk. 17:19).

No comments: