Hitstat

02 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 3 Selasa

Peringatan bagi Orang-orang Kaya yang Menolak Injil

Lukas 16:24

Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

 

Ayat Bacaan: Luk. 19:31; Yoh. 5:24; Ef. 1:13; Kis. 13:46; Rm. 10:14

 

Sebagai peringatan bagi orang-orang Farisi yang walaupun kaya secara materi namun menolak pemberitaan Injil, Tuhan lalu mengutarakan sebuah kisah tentang seorang kaya dan Lazarus (Luk. 16:19-31). Kisah ini bukan suatu perumpamaan, karena kisah ini menyinggung nama-nama Abraham, Lazarus, dan alam maut. Ini adalah kisah yang digunakan oleh Penyelamat sebagai jawaban yang bersifat ilustratif kepada orang-orang Farisi yang mencintai uang dan membenarkan diri (Luk. 16:14-15).

Dalam kisah ini, disebutkan bahwa ada seorang kaya yang selalu hidup dalam kemewahan, sementara terdapat pula seorang miskin yang bernama Lazarus, yang badannya penuh dengan borok dan biasa makan dari apa yang jatuh dari meja orang kaya tadi (Luk. 16:20-21). Selanjutnya Tuhan mengatakan bahwa keduanya mati. Tidak hanya orang miskin tidak bisa menghindar dari kematian, orang kaya juga tidak bisa menghindar dari kematian. Namun, Lazarus dibawa oleh para malaikat ke pangkuan Abraham, sedangkan orang kaya itu menderita sengsara di alam maut.

Dalam keadaan yang demikian sengsara di alam maut, orang kaya itu meminta Abraham untuk mengutus Lazarus ke rumah ayahnya untuk memberikan peringatan kepada sanak keluarganya yang masih hidup (Luk. 16:17-18). Tetapi Abraham menjawab, “Mereka memiliki kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkannya” (Luk. 16:29). Jawaban ini mewahyukan bahwa nasib seseorang itu diselamatkan atau binasa ditentukan dari apakah orang tersebut mendengar firman Allah atau tidak. Lazarus diselamatkan bukan karena ia miskin, tetapi karena ia mendengar firman Allah (Yoh. 5:24; Ef. 1:13). Demikian pula, orang kaya itu binasa bukan karena ia kaya, tetapi karena ia menolak firman Allah (Kis. 13:46).

Kebanyakan orang hari ini bersikap sama seperti orang kaya tadi, mengabaikan firman Allah dan hanya mempedulikan kesenangan hari ini, tidak memikirkan penderitaan kelak hari. Semua ingin hidup bahagia, semua ingin memiliki kesenangan, tetapi tidak memikirkan kesudahan di kelak hari. Dari kisah ini kita tahu bahwa penyesalan di kelak hari sungguh tidak berguna!

No comments: