Hitstat

01 February 2009

Lukas Volume 5 - Minggu 3 Senin

Ajaran Tentang Jalan Masuk ke Dalam Kerajaan (2)

Lukas 16:16

Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan paksa (LAI 1997).

 

Ayat Bacaan: Luk. 16:1-13, 15-16; 1 Tim. 6:10-11.

 

Orang-orang Farisi benar-benar telah dibutakan oleh kesombongan dan kecintaan mereka akan uang, sehingga Alkitab bahkan menyebut mereka sebagai hamba-hamba uang (Luk. 16:14). Mereka mungkin menganggap bahwa ibadah itu merupakan suatu sumber keuntungan. Mereka menjadikan ibadah sebagai suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan. Itulah sebabnya setelah Tuhan mengajarkan bahwa seseorang tidak dapat melayani dua tuan (Luk. 16:13), mereka lalu mencemoohkan Dia.

Rasul Paulus pernah berkata, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6). “Rasa cukup” di sini mengacu kepada rasa cukup di batin, berlawanan dengan kekurangan atau keinginan akan hal-hal lahiriah. Sedangkan ungkapan “keuntungan besar” di sini berarti jalan yang paling baik untuk mendapatkan keuntungan. Ungkapan ini terutama mengacu kepada berkat rohani dalam zaman ini. Jadi, ibadah ditambah dengan rasa cukup akan menghasilkan kekuatan untuk menyingkirkan ketamakan dan kekhawatiran zaman ini. Inilah jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Selanjutnya, Rasul Paulus menghibur kita, “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Tim. 6:7-8). Ini adalah ketetapan hikmat Allah, agar kita percaya kepada-Nya untuk keperluan diri kita, dan hidup bersandar pada-Nya untuk mengekspresikan Dia, tanpa ada perkara apa pun yang menduduki atau mengganggu manusia batiniah kita.

Sebagai peringatan bagi kita, Paulus berkata, “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan” (1 Tim. 6:9). Ingin kaya di sini berkaitan dengan keinginan yang kuat untuk menjadi kaya. Orang-orang yang tamak akan harta jatuh ke dalam pencobaan bukan karena memiliki harta, melainkan karena tamak akan harta. Keinginan yang jahat itu akhirnya merusak dan membinasakan mereka, menyebabkan mereka tenggelam atau terperosok ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

No comments: