Hitstat

21 October 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 4 Kamis

Tulang-Nya tidak dipatahkan (1)
Yohanes 19:36
Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.”

Ayat Bacaan: Yoh. 19:31-33, 36; 10:17-18; Zak. 12:10; 1 Ptr. 1:19-20; Kel. 12:46; Mzm. 34:21

Setiap aspek kematian Tuhan sesuai dengan kedaulatan Allah. Di bawah kedaulatan Allah, tidak satupun tulang Tuhan yang dipatahkan (Yoh. 19:31-33, 36). Orang Yahudi, tidak ingin tubuh-tubuh itu tertinggal di atas salib pada hari Sabat, lalu mereka minta kepada Pilatus agar kaki-kaki mereka dipatahkan. Kemudian para prajurit mematahkan kaki kedua penyamun yang disalibkan bersama Tuhan. Tapi ketika mereka mendatangi Yesus, mereka melihat bahwa Dia sudah mati. Karena Tuhan sudah mati, maka tidak perlu mematahkan tulang-Nya. Dalam satu pengertian, ini membuktikan bahwa di satu pihak Tuhan Yesus tidak mati karena tangan manusia, melainkan Dia mati sendiri. dan ini adalah untuk meggenapkan rencana Allah yang semula.
Meskipun Dia disalibkan, Dia mati sendiri untuk menggenapi Firman-Nya yang diucapkan dalam Yohanes 10:17 dan 18, ”Aku memberikan nyawa-Ku agar Aku menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari Aku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.” Kelihatannya, Yesus terbunuh; sesungguhnya, Dia memberikan hayat jiwa-Nya, hayat psuche-Nya dan mati. Sekalipun kedua penjahat terbunuh, Yesus tidak demikian. Sebalik-nya, Dia memberikan hayat psuche-Nya untuk penebusan kita.
Karena Dia telah mati, prajurit-prajurit tidak mematahkan kaki-Nya. Ke-daulatan ini mengenapi nubuat yang mengatakan, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” (Yoh. 19:36). Seorang dari para prajurit itu, tidak percaya bahwa Tuhan benar-benar sudah mati, lalu menikam lambung-Nya dengan sebatang tombak. Ketika Kristus disalibkan, kaki-Nya tidak ada yang dipatahkan (Yoh. 19:33-36). Tulang-tulang Kristus yang tidak dipatahkan melambangkan hayat kekal-Nya yang tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat binasa yang menyalurkan hayat ke dalam kita. Ini mutlak terjadi karena kedaulatan Allah dengan begitu ajaib dan bermakna. Ini juga membuktikan bahwa kematian Tuhan bukan terjadi secara kebetulan, melainkan direncana-kan Allah sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:19-20). Haleluya, atas Firman Tuhan yang tidak pernah salah, firman-Nya digenapi bagi kita.

No comments: