Hitstat

31 October 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Minggu

Melahirkan Banyak Saudara
Yohanes 20:17
Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku...”

Ayat Bacaan: Yoh. 15:14-15; Ibr. 2:10-12; 1 Ptr. 1:3; 1 Kor. 10:17; Kis.9:4-5

Dalam Injil Yohanes terdapat satu poin yang terbesar tetapi tidak banyak diketahui, yaitu sebelum kebangkitan-Nya Tuhan tidak pernah memanggil murid-murid-Nya dengan kata-kata “saudara-saudara”. Istilah yang paling akrab yang Tuhan gunakan sebelum waktu itu adalah “sahabat-sahabat” (Yoh. 15:14-15). Tetapi sekarang, setelah kebangkitan-Nya, “sahabat-sahabat-Nya” menjadi “saudara-saudara-Nya”. Banyak saudara Kristus ini adalah “banyak putra” Bapa, yang juga adalah “gereja” (Ibr. 2:10-12), menjadi ekspresi korporat Allah Bapa di dalam Putra, dan pelipatgandaan Putra di dalam hayat ilahi.
Bagaimana kita bisa menjadi “saudara-saudara”-Nya? Melalui kebangkitan-Nya, kita semua telah dilahirkan kembali dari Allah (1 Ptr. 1:3). Kematian-Nya telah melepaskan hayat ilahi yang ada di dalam-Nya, dan kebangkitan-Nya telah menyalurkan hayat ilahi ke dalam kita, sehingga kita menjadi saudara-saudara Kristus. Tuhan adalah seperti sebutir biji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati, kemudian bertumbuh dalam kebangkitan, menghasilkan banyak biji gandum untuk menghasilkan satu roti, yaitu Tubuh-Nya (1 Kor. 10:17). Kita sekarang adalah perbanyakan-Nya. Itulah sebabnya, begitu Ia bangkit, Dia segera menyebut kita saudara-saudara-Nya.
Tuhan tidak malu menyebut kita saudara-saudara-Nya (Ibr. 2:11), karena kita semua telah menerima hayat Bapa-Nya. Sekarang, baik Dia maupun kita berasal dari sumber yang sama dan mempunyai hayat yang sama dengan sifat yang sama, Dia tidak malu menyebut kita saudara. Demikian juga, seharusnya kita tidak malu menyebut saudara saudari di dalam gereja sebagai saudara saudari kita sendiri. Karena di dalam diri mereka, mereka juga memiliki hayat Tuhan yang sama dengan kita. Menghina mereka berarti menghina Tuhan yang di dalam diri mereka (Kis. 9:4-5). Hayat Tuhan yang berhuni di dalam setiap saudara saudari harus senantiasa diperhidupkan melalui saling mengasihi. Setiap orang yang mengasihi, lahir dari Alah dan mengenal Allah (1 Yoh. 4:7b). Jika kita saling mengasihi, kita akan mengekspresikan sifat Allah dalam kebajikan insani kita.

No comments: