Hitstat

11 February 2012

2 Korintus - Minggu 20 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 6:3-7


Sulit untuk membedakan ketekunan dengan kesabaran. Ketekunan mungkin menekankan kekuatan atau kemampuan untuk menderita, dan kesabaran menekankan lamanya bertahan dalam penderitaan itu. Untuk menjadi seorang minister Perjanjian Baru, kita harus menyadari bahwa tidak ada satu pun yang dapat digenapkan bagi tujuan kekal Allah tanpa penderitaan. Sejak manusia jatuh, segala sesuatu dalam kehidupan manusia digenapkan melalui penderitaan. Menurut Kejadian 3, perempuan akan menderita dalam melahirkan anak. Penderitaan diperlukan dalam membesarkan anak-anak kita. Memang, kita yang menjadi orang tua menikmati anak-anak kita. Ketika seorang ibu memeluk anak kecilnya atau memandangnya sewaktu anak itu tidur, ia sangat gembira. Meskipun demikian, kenyataannya anak-anak mendatangkan kesulitan bagi orang tua mereka. Mungkin pada waktu membesarkan anak, lebih banyak penderitaannya daripada kenikmatannya. Selain itu, menurut Kejadian 3, manusia juga harus berjerih lelah untuk mencari nafkah, karena tanah mengeluarkan semak dan duri. Kelihatannya rumput liar selalu tumbuh lebih baik daripada tanam-tanaman yang kita tanam. Ini adalah satu tanda dari kesulitan dan penderitaan hidup manusia.

Saya percaya bahwa dalam pemikiran Paulus kesabaran berhubungan dengan kemurahan hati. Biasanya bila kita sedang menderita kita tidak memiliki kemampuan untuk memperhatikan orang lain. Tetapi kemurahan hati itu menyiratkan bahwa kita bagi orang lain. Saya percaya bahwa konsepsi Paulus adalah bahwa sewaktu kita menderita, kita juga perlu memperhatikan orang lain dan murah hati terhadap mereka. Kita berada dalam kesabaran dan juga dalam kemurahan hati. Bahkan ketika kita menderita, kita tetap harus murah hati kepada orang lain.

Kasih adalah masalah hati. Dalam ayat ini kita memiliki motivasi, pikiran, hati, dan roh. Dengan pukulan pada tubuh (ayat 5), pengetahan dalam pikiran, dan kasih dalam hati, seluruh diri rasul, termasuk tubuh, jiwa, dan roh, dipakai dalam hidup mereka untuk merampungkan ministri mereka. Untuk menjadi minister-minister dari perjanjian yang baru, seluruh diri kita, yaitu tubuh, jiwa, dan roh kita, harus benar.

Dalam ayat 7 Paulus berkata, "Dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah." Kebenaran di sini mengacu kepada realitas dari perjanjian yang baru. Kebenaran berarti realitas dan mengacu kepada semua hal yang riil yang diwahyukan dalam firman Allah, terutama tentang Kristus sebagai perwujudan Allah dan gereja sebagai Tubuh Kristus. Kata kebenaran adalah pernyataan, ungkapan dari realitas ilahi seperti yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru.

Kekuasaan Allah disesuaikan dengan pemberitaan kebenaran. Pemberitaan kebenaran tanpa kekuasaan Allah hanyalah merupakan pengetahuan dalam huruf-huruf. Dalam kekuasaan Allah pemberitaan kebenaran itu menjadi realitas. Kekuasaan adalah Roh Allah, bahkan Allah itu sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 40

No comments: