Hitstat

07 February 2012

2 Korintus - Minggu 20 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:21


Jika kita ingin memiliki pemahaman yang tepat terhadap apa yang dimaksud dengan bekerja bersama Allah, kita perlu melihat apa yang dikatakan oleh Paulus pada akhir pasal 5. Paulus mengatakan bahwa ia telah diberi amanat oleh Allah dengan ministri pendamaian, yaitu dengan pekerjaan untuk mendamaikan orang lain kepada Allah.

Apakah pendamaian yang diministrikan oleh Paulus? Saya telah membaca sejumlah buku yang membahas subyek ini, tetapi tidak satu pun dari buku-buku itu yang menunjukkan bahwa ministri pendamaian bukan hanya membawa orang-orang dosa kepada Allah, bahkan lebih jauh lagi, membawa masuk kaum beriman sepenuhnya ke dalam Allah. Jadi, tidak cukup hanya dibawa kembali kepada Allah; kita juga harus berada di dalam Dia.

Ayat yang terakhir dari pasal 5, yaitu ayat 21 mengatakan, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah" (Tl.). Menurut ayat ini, kita menjadi kebenaran Allah bukan hanya melalui Kristus, dengan Kristus, atau oleh Kristus; kita menjadi kebenaran Allah adalah di dalam Kristus. Dari ayat ini kita juga melihat bahwa kita bukan hanya menjadi benar di hadapan Allah, lebih-lebih kita menjadi kebenaran Allah. Menjadi benar adalah satu hal, menjadi kebenaran adalah hal lainnya lagi. Misalnya, ada satu benda yang mungkin adalah emas, tetapi benda itu mungkin bukan emas murni. Betapa ajaibnya bahwa di dalam Kristus kita dapat menjadi kebenaran Allah!

Pemahaman yang Alkitabiah tentang pendamaian ini mencakup lebih banyak daripada sekadar dibawa kembali kepada Allah. Pendamaian adalah dibawa masuk kembali ke dalam Dia. Karena itu, menurut Alkitab, membawa orang lain kepada Allah berarti membawa mereka masuk ke dalam Allah dan membuat mereka mutlak menjadi satu dengan Dia. Namun, dalam kebanyakan pengajaran orang Kristen, perkara kesatuan dengan Allah ini dipahami dengan salah. Menurut konsepsi yang dipegang oleh kebanyakan orang Kristen, menjadi satu dengan Allah dapat dibandingkan dengan istri menjadi satu dengan suaminya. Dalam kasus suami dan istri, ada semacam kesatuan yang korporat. Tetapi dalam Alkitab, menjadi satu dengan Allah itu berarti berbaur dengan Dia. Ini berarti berada di dalam Allah dan membiarkan Allah masuk ke dalam kita. Kesatuan dengan Allah yang Alkitabiah adalah kesatuan yang di dalamnya kita masuk ke dalam Allah dan Allah masuk ke dalam kita. Karena itu, Tuhan Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu" (Yoh. 15:4). Dia tidak berkata, "Tinggallah bersama Aku dan Aku bersama kamu." Sungguh sangat disayangkan bahwa ada beberapa orang Kristen yang menentang konsep Alkitabiah yang ajaib ini tentang bersatu dengan Allah melalui berbaur dengan Dia!

Sebelum kita sepenuhnya menjadi satu dengan Tuhan, sepenuhnya berada di dalam Dia, dan membiarkan Dia berada di dalam kita dengan mutlak, kita akan terus-menerus memerlukan ministri pendamaian ini, yaitu ministri yang diamanatkan kepada Paulus. Paulus diberi amanat untuk membawa kaum beriman masuk ke dalam Allah dengan cara yang mutlak dan riil.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 39

No comments: