Hitstat

28 February 2012

2 Korintus - Minggu 23 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 8:1-5


Dalam 2 Korintus 8:1 Paulus menyinggung tentang kasih karunia Allah yang diberikan kepada gereja-gereja di Makedonia. Kasih karunia ini adalah Kristus yang bangkit menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45) untuk membawa Allah yang telah melalui proses dalam kebangkitan ke dalam kita untuk menjadi hayat dan suplai hayat kita. Kasih karunia ini sebenarnya adalah Allah Tritunggal yang menjadi hayat dan segala sesuatu bagi kita. Oleh kasih karunia ini kaum beriman Makedonia mengatasi penjajahan harta yang sementara dan tidak menentu ini dan dapat menjadi murah hati dalam memberikan kepada orang-orang kudus yang kekurangan.

Orang-orang Makedonia berada dalam kesusahan, dan penderitaan. Penderitaan itu merupakan satu ujian bagi mereka tentang berapa banyak mereka dapat diakui oleh Allah. Inilah yang dimaksud Paulus dengan diakui dalam penderitaan. Kapan saja kita berada dalam kesusahan dan penderitaan, kita harus sadar bahwa Allah sedang menguji kita untuk membuktikan di mana kita berada dan apa adanya kita. Hasil dari pengujian dalam kesusahan dan penderitaan ini, adalah pengakuan. Jika kita dapat bertahan dalam pengujian dan diakui oleh Allah, hasilnya adalah diakui dalam penderitaan. Orang-orang Makedonia berada dalam situasi yang demikian.

Kita memerlukan kasih karunia untuk mengalahkan penjajahan harta benda. Memberi berdasarkan kasih karunia secara terus-menerus itu lebih sulit daripada menjual seluruh harta benda kita dan membuat segalanya menjadi milik bersama. Dalam 1 Korintus 16 Paulus menyuruh kita menyisihkan sejumlah uang pada hari pertama setiap minggu. Pemberian yang terus-menerus ini memerlukan kasih karunia, karena hal ini bertentangan dengan sifat manusia kita yang telah jatuh. Jika kita ingin memberi secara terus-menerus, bukan satu kali untuk selamanya, kita memerlukan kasih karunia ilahi yang mendorong kita dari dalam. Untuk mendapatkan satu ministri yang mengalahkan mamon dan harta benda dan memakainya untuk tujuan Allah, kita memerlukan kasih karunia.

Orang-orang Makedonia ingin memberi suplai materi kepada kaum beriman Yahudi. Namun, bersandarkan diri mereka sendiri, mereka tidak mampu melakukan hal ini. Secara materi dan secara rohani mereka memerlukan para rasul. Karena itu, mereka meminta para rasul untuk mengizinkan mereka mengambil bagian dalam kasih karunia ini, memberi mereka kasih karunia ini supaya mereka dapat mengambil bagian dalam ministri rohani yang demikian. Meskipun ministri ini berhubungan dengan benda-benda materi, tetapi Paulus membuatnya menjadi satu ministri rohani.

Menurut perasaan orang-orang Makedonia, mereka menganggapnya sebagai satu kasih karunia untuk mengambil bagian dalam ministri bagi orang-orang kudus yang kekurangan. Partisipasi itu juga merupakan satu persekutuan dalam Tubuh Kristus. Inilah alasan mereka meminta rasul untuk memberi mereka kasih karunia ini guna mengambil bagian dalamnya.

Di bawah ministri para rasul, pemberian suplai materi ini menjadi satu perkara rohani yang penuh dengan hayat dan pembinaan. Ini benar-benar berbeda dengan pengumpulan dana pada hari ini, yang tanpa hayat, tanpa roh, dan tanpa pembangunan Tubuh Kristus. Agar pemberian materi kita menjadi satu ministri hayat yang rohani dan pembangunan, kita memerlukan kasih karunia dari Allah dan juga dari para rasul.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 46

No comments: