Hitstat

06 June 2014

Kolose - Minggu 10 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:6; Ul. 8:7-10


Di satu aspek, tanah permai diwahyukan dalam Perjanjian Lama, di aspek lainnya, tanah permai juga tersembunyi dalam Perjanjian Lama. Walau pernyataan ini kelihatannya bertentangan, sebenarnya tidak. Karena Kitab Ulangan melukiskan tanah permai, dapat kita katakan bahwa tanah permai diwahyukan di dalam Perjanjian Lama. Tetapi karena arti dan makna tanah permai tersembunyi, maka kita dapat juga mengatakan bahwa tanah ini tersembunyi di dalam Alkitab. Ketika anak-anak Allah, berdasarkan suplai rahmat dan anugerah-Nya, mendalami firman Allah, barulah mereka mulai memahami bahwa tanah permai yang dijanjikan Allah kepada umat pilihan-Nya adalah lambang Kristus. Jika hari Paskah yang dinikmati di Mesir dan manna yang dialami di padang gurun adalah lambang Kristus, maka tanah permai seharusnya juga melambangkan Kristus.

Dalam Yosua 5:11-12 kita nampak sebuah petunjuk bahwa tanah permai melambangkan Kristus sebagai kelanjutan manna. Ayat 11 mengatakan bahwa bani Israel makan hasil tanah atau negeri itu. Ayat 12 terutama menjelaskan: “Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” Manna adalah satu lambang Kristus sebagai suplai hayat bagi umat Allah. Seperti ayat-ayat yang ditunjukkan dalam Kitab Yosua, hasil tanah permai itu adalah kelanjutan dari manna. Sebab itu, jika manna melambangkan Kristus, maka hasil tanah permai seharusnya juga melambangkan Dia. Melalui suplai manna di padang gurun, umat Allah dapat membangun Kemah Pertemuan sebagai tempat kediaman Allah. Sama halnya, melalui suplai hasil tanah permai yang kaya itu, mereka dapat membangun bait sebagai tempat kediaman Allah yang lebih kokoh. Tidak dapat disangsikan, tanah permai yang dinikmati bani Israel adalah lambang Kristus yang utama, sebab melalui menikmatinya, maka terbangunlah Bait Suci. Kita bahkan dapat mengatakan bahwa tanah permai adalah lambang Kristus yang terutama yang terdapat dalam Alkitab, adalah satu lambang Kristus yang lengkap dan almuhit.

Agar hati kita terhibur dan terjalin bersama dalam kasih sehingga memperoleh pengenalan yang penuh akan Kristus sebagai rahasia Allah mencakup memiliki seluruh pengenalan yang penuh akan Kristus seperti yang dilambangkan oleh tanah permai. Kita perlu mengetahui dengan rinci bagaimana Kristus dapat dilambangkan oleh semua hal yang disebutkan dalam Ulangan 8:7-11. Dialah air yang berpancar dari lembah dan bukit-bukit. Dialah gandum dan jelai, yang masing-masing melambangkan Kristus yang berinkarnasi, yang tersalib, dan yang dibangkitkan. Kita harus maju untuk melihat bagaimana Kristus dilambangkan oleh anggur, minyak, buah ara, buah delima, dan barang tambang. Tanpa ayat-ayat dari Ulangan 8, kita akan kekurangan pengertian terhadap Kristus yang almuhit.

Tanah adalah inti yang penting dari kitab Perjanjian Lama. Inilah alasannya dalam kitab Perjanjian Lama, Tuhan berulang-ulang membicarakan masalah tanah. Allah memanggil Abraham dan memberi tahu dia bahwa Dia ingin membawanya ke suatu tanah atau negeri, yaitu Tanah Kanaan. Perhatikanlah, berapa kali Tuhan menyinggung masalah tanah itu mulai dari Kejadian 12 hingga akhir kitab Perjanjian Lama. Pada hakikatnya, inti Perjanjian Lama adalah bait yang dibangun di sebuah kota di tanah permai itu. Jika kita memahami Alkitab dan memiliki terang dari Allah, kita akan memahami bahwa inti rencana kekal Allah, ditinjau dari lambang, ialah tanah itu berikut bait dan kotanya. Mulai dari Kitab Kejadian, kitab Perjanjian Lama menganggap tanah itu sebagai inti dan menyebut berulang-ulang hal-hal yang berkaitan dengan tanah itu. Seperti telah berkali-kali kita tunjukkan, tanah itu adalah lukisan dari Kristus yang almuhit, satu lambang Kristus sebagai segala sesuatu bagi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 20

No comments: