Hitstat

10 June 2014

Kolose - Minggu 11 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:4, 8, 20


Paulus membuka Kolose 2:4 dengan kalimat “hal ini kukatakan”. Kata-kata ini mengacu kepada apa yang telah Paulus ungkapkan dalam ayat 2 dan 3 tentang kekayaan keyakinan yang penuh akan pengertian, pengenalan yang penuh atas Kristus sebagai rahasia Allah, dan fakta segala harta hikmat dan pengetahuan tersembunyi di dalam Kristus. Paulus menekankan hal-hal ini agar orang-orang kudus di Kolose tidak sampai teperdaya. Jika kita telah nampak wahyu tentang Kristus dalam Kolose 1 ini, kita tidak akan teperdaya oleh ajaran-ajaran seperti baptisan air dan peraturan Sabat. Kita akan mengetahui bahwa Kristus yang almuhit adalah inti ekonomi Allah, juga segala sesuatu bagi kita. Jika kita memiliki visi yang jelas tentang Kristus, tidak seorang pun dapat memperdaya atau menipu kita.

Dalam ayat 4 Paulus khusus mengatakan tentang “kata-kata yang indah”. Biasanya penipu sangat fasih dan pandai bicara. Waspadalah terhadap peta lidah yang demikian. Seorang pembicara bisa saja sangat menarik dan sangat fasih, tetapi realitas Kristus belum tentu ada di dalam kata-kata yang menarik dan fasih. Jangan tertarik oleh peta lidah si pembicara, tetapi tanyakanlah apakah ada realitas dalam perkataannya.

Saudari M. E. Barber pernah membantu Saudara Watchman Nee dalam mempelajari hal yang penting ini. Semasa mudanya, Saudara Watchman Nee tertarik sekali oleh peta lidah dan pengetahuan pengkhotbah tertentu. Setiap kali Saudara Watchman Nee mengutarakan apresiasinya akan peta lidah pengkhotbah tertentu, Saudari Barber akan menunjukkan kepadanya bahwa walaupun orang itu baik peta lidah dan pengetahuannya, tetapi perkataannya tidak menyuplaikan hayat. Pada satu kesempatan khusus, Saudara Watchman Nee mengira khotbah seorang pemberita sungguh menakjubkan, dan ia yakin kalau Saudari Barber pasti setuju. Namun, Saudari Barber tetap menunjukkan bahwa berita-beritanya kekurangan hayat dan realitas. Sejak saat itu, Saudara Watchman Nee tidak lagi mengapresiasi khotbah-khotbah hampa dari pengkhotbah yang berpeta lidah. Semoga kita juga belajar agar tidak teperdaya oleh katakata yang indah.

Bila kita nampak visi Kristus yang almuhit yang ditampilkan dalam Kitab Kolose, kita tidak akan teperdaya oleh apa pun. Tak peduli betapa indahnya dan betapa alkitabiahnya suatu hal, hal itu tidak mungkin menawan kita dari Kristus. Penting sekali bagi kita untuk memiliki pandangan yang demikian terhadap Kristus dalam ekonomi Allah ini.

Situasi gereja di Kolose berbeda sekali dengan gereja di Korintus. Di Korintus standarnya rendah, ada perpecahan, beberapa orang kudus terlibat dalam tuntutan hukum, bahkan ada yang melakukan perzinaan. Di Kolose, standar perilakunya jauh lebih tinggi. Seperti telah kita tunjukkan, problem di Kolose ialah gereja di sana telah disusupi oleh kebudayaan, khususnya oleh Gnostikisme dan peraturan-peraturan agama Yahudi. Hal-hal ini sangat halus, dan karenanya mereka tertipu. Karena itu, kita dalam pemulihan Tuhan hari ini harus hati-hati terhadap orang-orang yang kelihatannya berkebudayaan tinggi, terpelajar, dan berbicara dengan sopan dan lembut. Orang-orang yang paling pandai menipu biasanya nampak sangat baik. Ketika ular menemui Hawa di taman, pastilah perkataannya sangat halus dan sopan. Waspadalah, jangan sampai Anda teperdaya oleh kata-kata indah dari orang-orang yang beradab. Setelah kita memiliki pengenalan yang jelas terhadap kedudukan Kristus yang almuhit dalam ekonomi Allah, barulah kita dapat mengenal tipuan dan muslihat tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 21

No comments: