Hitstat

17 July 2014

Kolose - Minggu 16 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:12-17


Dalam Kolose 1:9—3:11 kita nampak tujuh aspek utama dari Kristus: Kristus adalah bagian orang-orang kudus (1:9-14); Dia adalah yang sulung dari segala ciptaan dan dalam kebangkitan (1:15-23); Dia adalah rahasia ekonomi Allah (1:24-29); Dia adalah rahasia Allah (2:1-7); Dia adalah wujud dari semua bayangan (2:8-23); Dia adalah hayat orangorang kudus (3:1-4); dan Dia adalah unsur manusia baru (3:5-11). Ketujuh aspek Kristus ini ditampilkan dalam suatu urutan yang indah sekali. Pertama kita nampak Kristus adalah bagian orang-orang kudus dan terakhir Dia adalah unsur manusia baru. Ini menunjukkan bahwa hasil terakhir dari kenikmatan kita atas Kristus sebagai bagian kita ialah mengalami Dia sebagai isi dan unsur manusia baru. Bila kita menikmati Kristus, maka terdapatlah suatu akibat dan hasil yang pasti dari kenikmatan tersebut. Mengatakan bahwa kenikmatan atas Kristus sebagai bagian orangorang kudus menghasilkan pengalaman atas Kristus sebagai unsur manusia baru menunjukkan bahwa kenikmatan atas Kristus menghasilkan hidup gereja. Akan tetapi, kita harus hati-hati, jangan mengurangi kedalaman wahyu dalam Kitab Kolose. Paulus tidak mengatakan kepada kita dengan cara yang dangkal bahwa kalau kita menikmati Kristus gereja akan muncul. Tentu saja itu benar, tetapi pengertian yang demikian kekurangan wahyu yang terdapat di sini. Kristus adalah bagian yang almuhit dari orang-orang kudus, yang dilambangkan dengan tanah permai. Jika kita menikmati Kristus sebagai bagian yang demikian, alhasil, muncullah manusia baru yang berisikan Kristus. Terakhir, Kristus yang kita nikmati sebagai bagian kita menjadi unsur manusia baru. Dalam manusia baru ini Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Jadi, penting sekali kita belajar memperhidupkan Kristus sebagai unsur manusia baru.

Jika kita ingin memperhidupkan Kristus sebagai unsur manusia baru, kita perlu diperintah oleh damai sejahtera Kristus (3:12-15) dan didiami oleh perkataan Kristus (3:16-17). Damai sejahtera Kristus harus menjadi juri di batin kita, dan perkataan Kristus harus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Selaku orang Kristen, kita mempunyai latar belakang dan konsepsi yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itu menimbulkan perselisihan pendapat di antara kita. Sebab itu, kita perlu seorang juri. Juri ini tidak lain adalah damai sejahtera Kristus. Penting sekali dalam hati kita ada damai sejahtera Kristus yang mengepalai kita dan memberikan keputusan atas perselisihan apa pun di antara kita.

Telah kita tunjukkan bahwa damai sejahtera Kristus adalah damai sejahtera yang disebutkan oleh Paulus dalam Efesus 2:15. Di situ dikatakan kepada kita, “Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. ” Damai sejahtera ini adalah kesatuan manusia baru, Tubuh. Dengan membatalkan ketentuan-ketentuan, Kristus telah menciptakan orang-orang yang berbeda itu menjadi satu manusia baru. Sekarang di dalam kita sebagai anggota manusia baru ada sesuatu yang disebut Paulus damai sejahtera Kristus. Jadi, damai sejahtera Kristus adalah kesatuan manusia baru yang tersusun dari orang-orang yang berbeda. Di luar pekerjaan Kristus di atas salib, tidak mungkin ada kesatuan di antara orang-orang yang berbeda. Tetapi melalui kematian-Nya, Kristus telah menciptakan damai sejahtera; yaitu Ia telah menghasilkan kesatuan. Kesatuan manusia baru ini sekarang berada di dalam kita. Kesatuan ini, damai sejahtera Kristus, kini harus kita setujui untuk mengambil keputusan sebagai juri di dalam hati kita. Damai sejahtera ini harus berfungsi sebagai seorang wasit dalam menyelesaikan perselisihan-perselisihan di antara berbagai kelompok. Kita perlu mengesampingkan opini dan konsepsi kita, dan mendengar perkataan wasit yang tinggal di dalam kita. Tidak perlu kita bertengkar atau mengekspresikan opini kita. Biarkan saja damai sejahtera Kristus membuat keputusan yang terakhir.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 32

No comments: