Hitstat

29 July 2014

Kolose - Minggu 18 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:2, 6, 16-17


Keinginan Paulus terhadap orang-orang Kolose ialah agar mereka tidak mengajar orang lain menurut tradisi manusia, melainkan menurut Kristus semata. Penting sekali bagi kita untuk belajar menilai segala sesuatu dan mengevaluasinya menurut Kristus, bukan menurut mentalitas kebudayaan. Sebagai contoh, pandangan kita dalam hal pernikahan harus menurut Kristus, bukan menurut kebudayaan kita. Saya sangat mengapresiasi ungkapan “menurut Kristus” ini. Kita tidak seharusnya mengizinkan apa pun menjadi pengganti Kristus. Kristus dan hanya Kristus adalah standar dan dasar ukuran. Ini berarti kita tidak boleh menilai apa pun menurut kebudayaan, menurut tradisi, atau unsur-unsur dunia. Dalam gereja, Kristus adalah satusatunya patokan, standar, dan dasar. Inilah prinsip dasar dalam pelaksanaan hidup gereja.

Setelah Paulus dalam pasal 1 menunjukkan bahwa Kristus adalah yang sulung dari segala yang diciptakan, segala sesuatu diciptakan di dalam Dia, oleh Dia, dan untuk Dia, dan segala sesuatu hidup di dalam Dia, dia mengatakan kepada kita bahwa Kristus yang almuhit ini adalah rahasia ekonomi Allah. Allah ingin menggarapkan Kristus ke dalam diri kita. Kristus di dalam kita adalah pengharapan akan kemuliaan. Kini kita perlu bertumbuh di dalam Dia untuk mencapai kematangan dan menjadi dewasa. Jadi, ekonomi Allah berfokus pada Kristus.

Dalam Kolose 2:2 Paulus berkata selanjutnya bahwa Kristus adalah rahasia Allah. Segala adanya Allah dan segala milik Allah terwujud di dalam Kristus. Sebagai rahasia Allah, Kristus adalah wujud, definisi, dan penjelasan Allah. Segala yang ingin Allah lakukan berkaitan dengan Kristus.

Tidak hanya demikian, Dia yang adalah rahasia dan wujud Allah ini juga adalah realitas segala hal yang positif. Menyinggung hal-hal yang terdaftar dalam Kolose 2:16, Paulus berkata dalam ayat 17 bahwa semuanya itu “hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya ialah Kristus. ” Makan, minum, hari raya, bulan baru, hari Sabat, semua adalah bayangan, sedangkan wujudnya, realitasnya, dan substansinya adalah Kristus. Kristus adalah makanan dan minuman yang sejati. Dia juga adalah hari raya, bulan baru, dan hari Sabat yang sejati. Sebagai perwujudan Allah, Kristus adalah realitas setiap hal yang positif. Karena itu, tidak ada tempat bagi agama Yahudi atau filsafat Yunani, hanya ada kedudukan bagi Kristus yang almuhit. Meskipun Paulus dahulu sangat bergairah dalam agama Yahudi, tetapi ketika ia menerima wahyu tentang Kristus, ia menyadari bahwa filsafat Yunani maupun tradisi Yahudi tidak terbilang apa. Dalam ekonomi Allah hanya Kristus saja yang terhitung.

Dalam Kolose 2:3 Paulus menunjukkan kepada kita bahwa di dalam Kristus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kemudian dia memperingatkan kita agar jangan ada orang yang memperdayakan kita dengan katakata yang indah, sehingga kita meninggalkan Kristus. Kita tidak boleh membiarkan agama atau filsafat memperdayakan kita dan menyimpangkan kita dari Kristus. Kita tidak boleh beralih dari Kristus kepada kebudayaan macam apa pun. Kristus, rahasia Allah, dan substansi atau wujud setiap hal positif adalah segala sesuatu bagi kita: makanan, pakaian, tempat tinggal, transportasi. Ketika kita memandang semua hal yang positif dalam alam semesta, kita harus menilai mereka menurut Kristus. Alangkah besarnya wahyu ini! Kristus yang kita terima bukanlah Kristus yang sempit. Sebaliknya, Dia tidak terbatas, dan almuhit. Dia bukan hanya Penebus, Juruselamat, dan hayat kita, Dia bahkan segala sesuatu bagi kita. Betapa lengkap dan kaya Kristus yang kita terima!

Setelah menerima Kristus yang sedemikian, kita sekarang harus berperilaku di dalam Dia. Banyak orang Kristen mengira Kristus yang telah mereka terima hanyalah Penebus, Juruselamat, dan hayat mereka. Mereka mengapresiasi Dia sebagai Penebus yang mengalirkan darah-Nya untuk mereka, dan sebagai Juruselamat yang menyelamatkan mereka dari dosa. Tetapi mereka belum menyadari bahwa Kristus yang mereka terima adalah perwujudan Allah dan realitas segala hal positif. Kita perlu berperilaku di dalam Kristus almuhit yang sedemikian. Ketika Anda makan, berperilakulah di dalam-Nya. Ketika Anda mengenakan pakaian, berperilakulah di dalam-Nya. Berperilakulah di dalam-Nya ketika Anda bercakap-cakap dengan suami atau istri Anda.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 35

No comments: