Hitstat

01 July 2014

Kolose - Minggu 14 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:1-4


Jika kita hendak menerapkan salib ke dalam situasi kita, kita perlu berkontak dengan Roh yang almuhit. Khasiat kematian Kristus berada di dalam Roh ini, sama halnya dengan khasiat obat-obatan tertentu tercakup dalam dosis yang telah ditetapkan. Ketika seseorang menerima dosis yang telah ditetapkan, ia mengalami khasiat dari obat itu. Hari ini Roh yang almuhit adalah satu dosis yang almuhit. Dosis ini mencakup khasiat kematian Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Tidak hanya demikian, sifat insani Kristus yang telah dibangkitkan dan ditinggikan juga berada dalam Roh yang almuhit ini.

Kalau kita ingin menerapkan salib Kristus, kita perlu membuka diri kita kepada Roh, berkontak dengan Roh, dan membiarkan Roh itu bekerja dengan bebas di batin kita. Dengan demikian Roh itu akan dengan spontan menerapkan khasiat kematian Kristus ke atas kita. Inilah makna penerapan kematian Kristus. Lagi pula, bila kita membuka diri kita kepada Roh itu dan membiarkan-Nya menerapkan kematian Kristus dalam situasi kita, maka pengalaman atas kematian Kristus ini akan membawa Kristus kepada kita dalam kebangkitan. Jadi, melalui pengalaman atas kematian Kristus, kita pun mengalami kebangkitan-Nya. Semakin kita mengalami hal ini, kita akan semakin dapat berkata bersama Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21).

Dalam Kolose 3:1 Paulus berkata, “Karena itu, apabila kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah hal-hal yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. ” Kata “dibangkitkan” di sini ditujukan kepada aspek kebangkitan dari baptisan, yang sepenuhnya bertentangan dengan pertapaan. Kita dibangkitkan bersama Kristus. Kini kita ada di tempat Kristus berada, duduk di surga. Jadi, kita tidak seharusnya mempraktekkan hal-hal di bumi seperti yang dilakukan oleh para pertapa. Kita seharusnya mencari hal-hal yang di surga.

Kita harus hidup oleh Kristus di surga, bukan oleh unsur-unsur dunia. Sebagai orang-orang yang telah mati bersama Kristus dari hal-hal di bumi, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pertapaan, sebagai orang-orang yang telah dibaptis ke dalam kematian-Nya (Rm. 6:3), dan yang dibangkitkan bersama Kristus, kita harus hidup di surga. Tetapi bagaimana kita bisa melakukan hal ini? Surga berpadu dengan gereja; karena itu, hidup di surga tidak lain berarti hidup di dalam gereja, sebab gereja dengan surga adalah satu. Itulah sebabnya dalam gereja tidak seharusnya ada unsur-unsur dunia yang mana pun. Hari ini, berada di dalam gereja berarti berada di dalam surga, dan berada di dalam surga berarti berada di dalam gereja. Dalam kehidupan kristiani kita, gereja dan surga adalah satu. Ketika saya mengambil bagian dalam hidup gereja, saya merasa bahwa saya sedang berada di surga. Banyak orang Kristen membicarakan tentang masuk ke surga di kemudian hari, tetapi kita berada di surga setiap hari. Oh, hari ini gereja berada di surga! Di sini, dalam lingkungan surga ini, kita tidak memberi kedudukan bagi unsur-unsur dunia.

Dalam Kolose 3:3 Paulus berkata lebih lanjut, “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. ” Karena hayat kita (bukan hayat alamiah kita, melainkan hayat rohani kita, yaitu Kristus) tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah, yang ada di surga, kita seharusnya tidak lagi mempedulikan hal-hal di bumi. Allah yang ada di surga seharusnya menjadi ruang lingkup kehidupan kita. Bersama Kristus, kita seharusnya hidup di dalam Allah.

Dalam ayat 4 Paulus melanjutkan, “Apabila Kristus, yang adalah hidup (hayat) kita, tampak kelak, kamu pun akan tampak bersama dengan Dia dalam kemuliaan. ” Di dalam Allah, Kristus adalah hayat kita; ego (diri) kita, jiwa kita, bukan hayat kita. Hayat ini sekarang tersembunyi, tetapi kelak akan dinyatakan. Pada waktu itu kita akan dinyatakan bersama hayat ini di dalam kemuliaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 27

No comments: