Hitstat

21 July 2014

Kolose - Minggu 17 Senin



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:2, 18


Kitab Kolose tidak mudah dimengerti. Saya ragu apakah ada banyak pembaca kitab ini, bahkan di antara kita, yang benar-benar nampak wahyu yang termuat di dalamnya. Karena alasan ini, banyak pembaca memperhatikan hal seperti terhiburnya hati dalam Kolose 2:2. Hal utama dalam Kitab Kolose bukan terhiburnya hati, melainkan Kristus sebagai rahasia Allah. Bahkan Kolose 2:2, yang membicarakan terhiburnya hati, juga menjelaskan hal utama tersebut: “Supaya hati mereka terhibur dan mereka terjalin bersama dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan keyakinan yang penuh akan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus” (Tl. ). Hasil dari terhiburnya hati ialah memiliki pengetahuan penuh tentang Kristus sebagai rahasia Allah. Jadi, hal utamanya bukan terhiburnya hati, melainkan Kristus sebagai rahasia Allah.

Sumber kesulitan di antara kaum beriman di Kolose adalah kebudayaan: kebudayaan Yahudi dan Yunani. Saya percaya bahwa gereja-gereja di Asia Kecil telah diresapi oleh kebudayaan Yahudi, khususnya yang berkenaan dengan ketentuan- ketentuan agama, dan oleh kebudayaan Yunani, khususnya yang berkenaan dengan filsafat. Pada masa Paulus, kebudayaan di daerah Laut Tengah mencakup tiga unsur utama: agama Yahudi, filsafat Yunani, dan politik Romawi. Dua dari unsur-unsur tersebut — agama Yahudi dan filsafat Yunani — telah menyerbu gereja di Kolose.

Sama seperti kebudayaan sangat mempengaruhi kaum beriman di Kolose, hari ini kebudayaan juga sangat mempengaruhi diri kita. Tanpa disadari, kita berada di bawah pengaruh kebudayaan yang ke dalamnya kita telah dilahirkan. Nampaknya unsur agama dan filsafat dari kebudayaan itu merupakan bagian diri kita. Dalam banyak kelompok kekristenan, unsur politik dari kebudayaan juga ada.

Dalam Kolose 2:18 Paulus berkata, “Janganlah kamu biarkan pahalamu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikiran yang diletakkan di atas daging” (Tl. ). Di sini Paulus memperingatkan kaum beriman untuk tidak membiarkan pahalanya digagalkan oleh orang yang pura-pura rendah hati. Dia tidak memperingatkan mereka mengenai hawa nafsu daging. Kerendahan hati adalah salah satu pekerti manusia yang terbaik. Dalam banyak ajaran etika, kerendahan hati memiliki nilai yang tinggi. Pada aspek-aspek tertentu, kerendahan hati bahkan merupakan suatu pekerti yang lebih halus daripada kasih. Tetapi, kerendahan hati itu pun dapat memperdayai kaum beriman dari kenikmatan atas Kristus.

Dalam ayat ini Paulus juga memperingatkan kita untuk tidak diperdaya melalui penyembahan terhadap malaikat. Kerendahan hati berkaitan dengan filsafat etis, sementara penyembahan terhadap malaikat berkaitan dengan agama. Penyembahan terhadap malaikat bukan perbuatan kasar, sebaliknya, itu adalah bentuk penyembahan berhala yang telah diluhurkan, dibudayakan, dilatih, dan dikembangkan dengan tinggi. Itu pun jauh lebih halus daripada penyembahan terhadap binatang-binatang oleh orang kafir. Itu adalah penyembahan terhadap makhluk-makhluk surgawi yang dekat dengan Allah. Hukum Taurat diberikan melalui makhluk-makhluk demikian. Dalam Kolose 2:18 Paulus menyinggung filsafat dan agama. Aspek-aspek kebudayaan ini dapat dipakai musuh untuk memperdaya kita dari Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 33

No comments: