Hitstat

16 July 2014

Kolose - Minggu 16 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 4:7-18


Setelah kita membaca kesebelas ayat ini, kita menemukan bahwa semua ini adalah sebuah gambaran yang rinci dari manusia baru yang hidup di daerah Laut Tengah. Eksistensi dan kehidupan manusia baru yang riil adalah suatu perkara yang sangat berarti. Kekaisaran Romawi meliputi suatu daerah yang luas dan mencakup bermacammacam manusia. Untuk menyatukan rakyat secara kultural, Kekaisaran Romawi memakai bahasa Yunani. Tetapi, Kekaisaran Romawi tidak berhasil menyatukan rakyat yang beraneka ragam itu. Perbedaan-perbedaan di antara bangsa, suku, dan kelas sosial masih ada. Orang Yahudi tetap orang Yahudi, orang Yunani tetap orang Yunani. Perbedaan antara budak dan tuan tidak dapat dihapus. Tetapi, meskipun semua perbedaan di antara bangsa, suku, dan kelas tetap ada, di bumi telah muncul secara riil satu manusia baru yang tercipta di dalam Kristus Yesus. Yang ada bukan hanya gereja-gereja lokal di berbagai kota, bahkan satu manusia baru yang sejati dan riil.

Ketika kita membaca penutup Kitab Kolose, kita nampak bahwa dalam hati Paulus tidak hanya ada satu gereja lokal tertentu atau orang kudus tertentu, melainkan satu manusia baru. Paulus mengenal banyak orang kudus, tetapi dalam ayat-ayat yang mengatakan tentang persekutuan, ia menyebut beberapa orang sebagai wakil berbagai jenis orang yang memiliki Kristus sebagai unsur untuk membentuk manusia baru. Dengan demikian ia menampilkan sebuah gambaran lengkap dari kehidupan manusia baru. Beban saya dalam berita ini ialah mengharap agar kita dapat memiliki kesan terhadap butir penting ini.

Bila kita memiliki perasaan manusia baru, kita tidak seharusnya menganggap gereja-gereja di negera kita tidak bersangkut-paut dengan gereja-gereja di negera lain. Sebaliknya, kita akan menyadari bahwa hari ini semua gereja adalah satu manusia baru. Semoga kita memandang kepada Tuhan agar bagaimanapun kita tidak menjadi sekte. Kita tidak menjadi sekte baik sebagai kaum beriman individual maupun sebagai gereja-gereja lokal korporat, melainkan kita semua, segenap kaum saleh dalam seluruh gereja hanya merupakan satu manusia baru. Jika pada waktu Paulus, di mana perjalanan tidak mudah, gereja-gereja masih bisa berhubungan, bukankah seharusnya kita yang memiliki transportasi modern hari ini lebih-lebih demikian? Melalui lalu lintas antar gereja ini, kita akan mengalami kehidupan manusia baru yang riil.

Setelah persekutuannya, Rasul Paulus menyampaikan salamnya kepada kaum saleh dengan tulisan tangannya sendiri dan meminta mereka mengingat akan belenggunya (ayat 18). Ia mengakhiri Surat Kiriman ini dengan perkataan, “Anugerah menyertai kamu. ” Ini menunjukkan bahwa kaum saleh memerlukan anugerah untuk memahami dan berbagian dalam kealmuhitan Kristus sebagai bagian mereka, demi menempuh kehidupan manusia baru yang riil.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 31

No comments: