Hitstat

31 July 2015

Ibrani - Minggu 10 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 9:24-27


Allah telah menaburkan diri‑Nya ke dalam sejumlah orang sehingga mereka menjadi gereja, di dalamnya mencakup setiap, orang yang telah menerima Tuhan Yesus. Namun setelah menerima Tuhan Yesus, masalahnya ialah bagaimana kita membiarkan Tuhan bertumbuh di dalam kita? Dalam perumpamaan penabur pada Matius 13 kita lihat ada 4 macam tanah. Walaupun tiap macam tanah itu telah menerima benih yang sama, tetapi yang dikeluarkan dan dihasilkan masing‑masing berlainan. Sudahkah Anda dilahirkan kembali? Tetapi bagaimana hasilnya? Inilah perkara yang paling diabaikan oleh kebanyakan orang Kristen hari ini. Memang benar hidup gereja adalah perhentian hari Sabat Allah, namun itu masih bukan merupakan perhentian yang matang. Hidup gereja bagaikan benih yang telah bertumbuh indah sekali, tetapi masih belum mencapai masa penuaiannya. Dalam, hidup gereja hari ini memang ada perhentian Allah, namun per­hentian ini belum sempurna dan belum matang. Itulah sebabnya perhentian ini harus memasuki tahap lain, yakni tahap penuaian ketika Tuhan Yesus datang kembali. Kedatangan kembali Tuhan adalah masa penuaian. Apakah Anda sudah matang ketika masa penuaian itu tiba? Kalau Anda bertanya kepada para petani, mereka akan memberi tahu Anda bahwa walau masa penuaian sudah tiba, ada sebagian tanaman belum matang. Hidup gereja hari ini memang merupakan perhentian yang sejati, tetapi itu tidak dapat terbilang sudah matang dan sempurna. Perhentian yang matang dan sempurna akan tiba pada masa berikutnya. Dalam 1 Korintus 3 kita nampak bertumbuhnya ladang, sedang dalam Wahyu 14 kita nampak penuaiannya.

Kita semua dapat berada dalam perhentian pertumbuhan, tetapi dapat tidaknya kita berada dalam perhentian penuaian kelak, sepenuhnya tergantung pada kematangan kita. Lihatlah keadaan dewasa ini, jutaan orang Kristen telah beroleh selamat, namun hanya sedikit yang datang menempuh hidup gereja dan menikmati kelimpahan Tuhan. Perhentian ini sebenamya untuk semua orang Kristen, tetapi tidak semua memasukinya. Karena itulah Surat Ibrani ditulis. Tujuan penulisan Surat Ibrani adalah menganjurkan setiap orang yang beroleh selamat agar mereka tidak menolak hidup gereja, melainkan berusaha dengan tekun, sekuat tenaga, dan rajin untuk memasukinya, sebab inilah perhentian hari Sabat pada hari ini. Perhentian dalam pertumbuhan pada hari ini adalah hidup gereja yang riil dengan kelimpahan Kristus, dan semua orang Kristen yang sejati harus memasuki perhentian ini dengan keberanian dan ketekunan. Bila. mereka tidak berusaha dengan tekun, mereka akan kehilangan sasaran, seperti halnya dengan kebanyakan umat Israel yang keluar dari Mesir. Paling sedikit ada dua juta orang Israel telah keluar dari Mesir, tetapi hampir semuanya telah mati di padang gurun, dan hanya sedikit sekali yang dapat masuk ke dalam perhentian. Itu adalah lambang. Hari ini, di zaman gereja, lambang itu telah tergenap. Walaupun ada berjuta‑juta orang Kristen telah diselamatkan, tetapi di manakah mereka berada? Mereka masih tertinggal di Mesir atau sedang mengembara di padang gurun. Ketika Surat Ibrani ditulis, keadaan orang Ibrani yang beriman sedang dalam bahaya menjadi pengembara di padang gurun yang akhimya mati di sana. Karena itu, Surat Ibrani ditulis dengan maksud menasihati mereka, agar mereka berusaha memasuki perhentian hari Sabat hari ini.

Sekarang kita berada dalam hidup gereja, yaitu dalam perhentian pertumbuhan hari ini, namun problemnya ialah bagaimana kita bertumbuh? Bagaimana kita bertumbuh dalam perhentian pertumbuhan ini akan menentukan dapat tidaknya kita mengambil bagian dalam perhentian berikutnya. Secara riil dapat dikatakan bahwa perhentian yang berikutnya merupakan suatu pahala bagi kita yang bertumbuh dengan tepat dalam perhentian masa kini. Perhentian berikutnya, yaitu perhentian kematangan, akan merupakan pahala yang riil dan sesungguhnya bagi setiap orang yang terus bertumbuh dengan tepat dalam perhentian pertumbuhan hari ini. Dengan kata lain, jika Anda tidak bertumbuh dengan baik dalam masa perhentian pertumbuhan ini, Anda akan kehilangan perhentian yang berikutnya, yaitu kehilangan perhentian kematangan. Ini adalah hikmat Allah dan sangat logis. Dengan hikmat‑Nya Allah telah memakai perhentian yang akan datang sebagai pahala untuk mendorong kita menikmati perhentian masa kini. Kita pasti akan menderita kerugian karena kehilangan perhentian berikutnya, jika kita mengabaikan perhentian masa kini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 20

No comments: