Hitstat

03 July 2015

Ibrani - Minggu 6 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 2:11-12; Yoh. 20:17


Putra‑putra Allah yang menyusun gereja, semuanya telah ditentukan untuk keputraan (Ef. 1:5). Kita bisa men­jadi putra‑putra Allah bukan secara kebetulan, melainkan telah ditentukan Allah sebelum dunia dijadikan. Dalam ke­kekalan yang lampau Allah telah menentukan kita menjadi putra‑putra‑Nya. Pertama, Allah mengenali kita (Rm. 8:29), lalu Ia memilih kita. Entah bagaimana Anda menilai diri Anda, Allah telah memilih Anda sebelum dunia dijadikan. Setelah mengenali dan memilih kita, Allah menentukan kita. Kata "menentukan" mengandung arti diberi tanda. Da­lam kekekalan yang lampau, sebelum adanya penciptaan, Allah telah membubuhkan tanda ke atas diri kita. Ia telah memberi tanda duluan ke atas kita. Untuk apakah Allah menentukan kita? Untuk keputraan. Jadi, kita telah diten­tukan untuk keputraan.

Sebagai kaum pilihan Allah, kita telah dilahirkan oleh Allah dan menjadi putra‑putra‑Nya. Ketika kita menerima Tuhan Yesus melalui percaya kepada‑Nya, kita dilahirkan oleh Allah, dan menerima hak menjadi anak‑anak‑Nya (Yoh. 1:12‑13). Sejak saat itu dan seterusnya, Roh Allah se­Ialu bersaksi bersama roh kita bahwa kita adalah anak-­anak Allah (Rm. 8:16). Bahkan ketika kita lemah atau mundur, kita tetap mempunyai keyakinan yang dalam bah­wa kita adalah anak‑anak Allah; karena sekali kita dila­hirkan oleh Allah, kita telah menjack anak‑anak Allah sam­pai selama‑lamanya. Melalui kelahiran kembali kita telah menerima keputraan yang kekal.

Karena kita telah dilahirkan oleh Roh di dalam roh kita, kita memiliki roh keputraan (Rm. 8:15). Istilah roh di sini sulit kita pastikan apakah itu Roh ilahi ataukah roh insani. Istilah ini mencakup keduanya, karena roh yang kita teri­ma adalah roh perbauran, yaitu roh yang mengandung un­sur ilahi juga insani. Roma 8:15 menuliskan bahwa kita, putra‑putra Allah, berseru, "Ya Abba, ya Bapa." Tetapi ayat lain, Galatia 4:6 mengatakan Roh itulah yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!' Ini berarti ketika kita berseru, "Ya Abba, ya Bapa," Roh ilahi juga berseru, dan ketika Roh itu berseru, kita pun turut berseru. Kita telah bersatu dengan Roh itu.

Sampai saat ini, kita masih belum memperoleh ke­putraan dengan sempurna, yakni penebusan tubuh kita (Rm. 8:23). Kita kini sedang menantikan keputraan yang sempurna, yakni penebusan atau pengubahan atas tubuh jasmani kita. Dengan kata lain, walaupun kita telah dila­hirkan oleh Allah di dalam roh kita, namun kita masih be­lum dilahirkan oleh Allah di dalam tubuh kita. Hari itu akan mendatang, yakni saat tubuh kita akan diubah. Ke­mudian kita akan beroleh keputraan dengan sempurna. Kita sedang menanti‑nantikan hal itu.

Sebagai putra‑putra Allah, kita adalah saudara‑saudara Kristus, Putra sulung Allah. Ia dilahirkan sebagai Putra sulung Allah melalui kebangkitan‑Nya (Kis. 13:33). Kita pun telah dilahirkan kembali menjadi saudara‑saudara‑Nya di dalam kebangkitan‑Nya (1 Ptr. 1:3). Ia menyebut murid­-murid‑Nya sebagai saudara‑saudara sesudah Ia dibangkit­kan (Yoh. 20:17). Maka kelahiran baru kita bukanlah suatu kelahiran yang jasmani, tetapi kelahiran yang di dalam kebangkitan.

Kita, putra‑putra Allah, memiliki Putra sulung Allah sebagai kakak kita (2:11; Rm. 8:29). Selaku kakak kita, Ia adalah contoh atau teladan kita. Karena, Ia kakak kita, maka dalam setiap hal Dialah yang mengepalai, dan kita harus mengikuti jejak‑Nya.

Sebagai putra‑putra Allah, kita memiliki hayat dan si­fat yang sama dengan Putra sulung Allah (2:11). Berhubung kita mengambil bagian dalam hayat dan sifat yang sama seperti Dia, maka kita adalah saudara‑saudara‑Nya. Karena kita memiliki hayat dan sifat Allah, maka kita ada­lah putra‑putra Allah. Karena kita mengambil bagian da­lam hayat dan sifat seperti Putra sulung, maka kita adalah saudara‑saudara‑Nya. Bagi Allah, kita adalah putra‑putra­Nya; bagi Putra sulung Allah, kita adalah saudara‑sauda­ra‑Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 12

No comments: