Hitstat

24 July 2015

Ibrani - Minggu 9 Jumat



Pembacaan Alkitab: Mzm. 95:7-11; Ul. 12:9


Perhentian hari Sabat dalam Ibrani 4:9 adalah Kristus sebagai perhentian kita, dilambangkan oleh tanah permai Kanaan (Ul. 12:9; Ibr. 4:8). Kristus sebagai perhentian bagi orang‑orang kudus terbagi dalam tiga tahap. Dalam zaman gereja, Kristus yang surgawi ini telah mengekspresikan Allah, mewakili Allah, juga memuaskan Allah; Ia juga telah berhenti dari pekerjaan‑Nya dan duduk di sebelah kanan Allah di surga, kini Dia adalah perhentian kita di dalam roh kita (Mat. 11:28‑29). Dalam Kerajaan Seribu Tahun, setelah Iblis disingkirkan dari bumi ini (Why. 20:1‑3), Allah akan mendapatkan ekspresi, perwakilan dan kepuasan karena Kristus dan kaum saleh pemenang. Kristus dengan kerajaan itu akan menjadi perhentian yang lebih penuh bagi orang‑orang kudus yang menang, yang akan menjadi raja bersama Kristus (Why. 20:4, 6), berbagian dan menikmati perhentian‑Nya. Dalam langit baru dan bumi baru, setelah semua musuh, termasuk maut, musuh yang terakhir, ditaklukkan‑Nya (1 Kor. 15:24‑27), Allah akan sepenuhnya terekspresikan, terwakili, dan terpuaskan oleh orang-orang tebusan‑Nya dalam Kristus. Saat itu, Kristus sebagai yang menaklukkan segala sesuatu, dalam keadaan yang begitu mulia, akan menjadi perhentian yang paling penuh bagi semua orang tebusan Allah sampai selama‑lamanya. Karena itu, perhentian hari Sabat yang disinggung dalam 4:9 dan dilambangkan dengan perhentian tanah permai Kanaan hanya mencakup dua tahap pertama dari Kristus sebagai perhentian kita, tidak mencakup tahap ketiga. Perhentian dalam dua tahap pertama merupakan suatu pahala bagi pencari‑pencari‑Nya yang tekun, yang bukan hanya telah ditebus, tetapi juga telah menikmati Dia secara penuh sehingga menjadi para pemenang. Perhentian dalam tahap ketiga bukan suatu pahala, melainkan bagian yang penuh yang diberikan kepada semua orang yang telah ditebus. Karena itu, dalam dua tahap pertama, terutama yang kedua, Kristus sebagai perhentian kita adalah perhentian hari Sabat yang disinggung di sini, perhentian yang masih tersedia bagi kita untuk dicari dan dialami dengan tekun. Dalam tahap kedua dari diri‑Nya sebagai perhentian kita, Kristus akan memiliki seluruh bumi sebagai warisan‑Nya (Mzm. 2:8; Ibr. 2:5‑6) menjadi kerajaan‑Nya selama seribu tahun (Why. 11:15). Semua pengikut‑Nya yang menang yang mencari dan menikmati Dia sebagai perhentian mereka da­lam tahap pertama, akan berbagian dalam pemerintahan­Nya di dalam milenium (Why. 20:4, 6; 2 Tim. 2:12), juga akan mewarisi bumi (Mat. 5:5; Mzm. 37:11), ada yang berkuasa atas sepuluh kota, ada yang berkuasa atas lima kota (Luk. 19:17, 19), dan akan berbagian dalam sukacita Tuan mereka (Mat. 25:21, 23). Hal itu akan menjadi perhentian kerajaan, yang dilambangkan dengan perhentian memasuki tanah permai Kanaan. Perhentian tanah permai adalah sasaran seluruh bani Israel, yang telah ditebus dan diselamatkan dari Mesir. Demikian pula, perhentian kerajaan yang akan datang adalah sasaran kaum beriman Perjanjian Baru yang telah ditebus dan diselamatkan dari dunia. Sekarang kita semua berada di atas jalan yang menuju sasaran ini.

Di pihak positifnya, hidup gereja yang tepat adalah hari Sabat Allah. Kini kita dapat mengerti mengapa Kitab Ibrani memperingatkan kaum beriman agar mereka jangan kehilangan hari Sabat itu, dan menyuruh mereka agar berusaha keras untuk memasukinya. Apakah hari Sabat ini? Hari Sabat ini adalah hidup gereja yang tepat. Penulis seolah memberi tahu mereka, "Wahai kaum beriman Ibrani, janganlah kalian kembali memelihara hari Sabat yang usang, karena yang usang itu telah berIalu. Dalam Kitab Mamur Allah telah menubuatkan satu hari Sabat lain, itulah perhentian yang tersedia bagi kalian." Bila kita membaca Ibrani 3 dan 4 dengan cermat, kita akan nampak adanya satu janji untuk memasuki perhentian. Dalam kedua pasal ini terdapat istilah "suatu hari", yang juga berarti "hari ini" (17, 13, 15; 4:7). Maka "suatu hari" dan "hari ini" adalah perhentian hari Sabat yang dijanjikan untuk diberikan kepada kita. Penulis kitab ini seolah menasihati mereka, "Wahai kaum beriman Ibrani, jangan bodoh. Perhentian hari Sabat yang pernah dipelihara Allah dalam Kejadian 2 itu telah dirusak dan tidak pernah terwujud lagi. Sebab itu, dalam Mamur Allah telah menetapkan suatu hari lain, yaitu "hari ini" dan itu barulah perhentian hari Sabat yang disediakan bagi kalian. Kalian harus sekuatnya berusaha untuk memasukinya."


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 18

No comments: