Hitstat

10 July 2015

Ibrani - Minggu 7 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 3:1; 1:9; 2:11


Saudara-saudara yang kudus adalah para ahli waris keselamatan (1:14), yang mewarisi "keselamatan yang sebesar itu" (2:3) yang tidak saja membuat kita menjadi saudara-saudara yang kudus dan mendapat bagian dalam kekudusan Allah, tetapi juga membawa kita ke dalam kemuliaan Allah.

Saudara-saudara yang kudus juga adalah mitra-mitra dari ahli waris Allah yang ditetapkan itu (1:9, 2). Putra Allah adalah ahli waris yang ditetapkan untuk mewarisi segala sesuatu. Ahli waris ini telah diurapi oleh Allah untuk menggenapkan rencana-Nya yang kekal. Saudara-saudara yang kudus adalah mitra Dia yang sedemikian itu.

Saudara-saudara kudus juga adalah pengikut-pengikut Pemimpin keselamatan itu (2:10). Pemimpin keselamatan ialah Putra sulung Allah yang merintis jalan masuk ke dalam kemuliaan Allah. Saudara-saudara yang kudus adalah pengikut-pengikut Pemimpin yang sedemikian itu yang akan dibawa ke dalam kemuliaan Allah.

Tidak hanya demikian, saudara-saudara yang kudus adalah saudara-saudara Putra sulung Allah. Kristus adalah Putra sulung Allah yang memiliki sifat ilahi juga sifat insani. Saudara-saudara yang kudus, sebagai manusia yang telah dilahirkan kembali oleh hayat ilahi adalah saudara-saudara Kristus yang memiliki sifat insani juga sifat ilahi. Jadi mereka serupa dengan Kristus dalam hayat dan sifat.

Terakhir, saudara-saudara yang kudus menjadi gereja dalam kebangkitan (2:12). Secara individual, mereka adalah saudara-saudara Kristus, tetapi secara korporat, mereka adalah gereja, Tubuh Kristus. Hal ini sepenuhnya berada dalam kebangkitan. Sebelum Kristus bangkit, gereja belum ada. Gereja baru terlahir melalui kebangkitan Kristus, terbentuk dari saudara-saudara Kristus. Itulah sebabnya sesudah kebangkitan-Nya baru ada saudara-saudara Kristus, gereja.

Saudara-saudara yang kudus dikuduskan karena dan melalui Anak Allah dan Anak Manusia (2:11). Yang Menguduskan ialah Anak Allah juga Anak Manusia. Kita telah memenuhi syarat untuk mengambil bagian dalam kekudusan ilahi. Kekudusan ilahi tidak lain ialah sifat Allah sendiri. Sebagai yang menguduskan, Kristus kini terus-menerus menguduskan kita dengan menyalurkan sifat kudus Allah ke dalam diri kita. Saya sering mengambil perumpamaan dengan air teh. Segelas air putih akan menjadi air teh, bila kita campurkan daun teh ke dalamnya. Cara mengubah air putih menjadi air teh ialah dengan mencampurkan unsur teh ke dalam air itu, hingga air itu diresapi dan dijenuhi. Seluruh air itu akan menjadi air teh, dan akan memiliki penampilan, warna, aroma, dan rasa teh. Kita ini seolah segelas air putih, sedang Kristus ialah unsur kekudusan ilahi, sifat ilahi. Kristus telah menaruh diri-Nya ke dalam kita, segelas air putih ini, untuk meresapi dan menjenuhi kita, sampai kita dikuduskan oleh sifat kudus-Nya sepenuhnya. Inilah pengudusan.

Saudara-saudara yang kudus juga mengambil bagian dalam kekudusan ilahi (12:10). Kita mengambil bagian dalam kekudusan ilahi yang tidak lain adalah sifat Allah yang kudus. Dalam proses pengudusan, kita diresapi oleh dan ke dalam sifat Allah yang kudus. Melalui peresapan yang demikianlah, kita mengambil bagian dalam kekudusan ilahi.

Sebagai saudara-saudara yang kudus, di satu pihak kita menempuh proses pengudusan, di pihak lain kita sedang berjalan menuju kemuliaan (2:10). Menjadi kudus atau dikuduskan merupakan persiapan kita untuk dimuliakan. Ketika kita berjalan menuju kemuliaan, Kristus datang menguduskan kita dan menjadi Imam Besar yang melayankan segala kebutuhan kita, bahkan menjadi Pemimpin kita yang membawa kita masuk ke dalam kemuliaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 14

No comments: