Hitstat

11 July 2015

Ibrani - Minggu 7 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 3:1; 1:3, 13; 4:14


Konsepsi Surat Ibrani berfokus pada hal-hal positif dan yang bersifat surgawi. Pertama, surat ini menunjukkan bahwa Kristus hari ini duduk di surga (1:3). Ia telah masuk ke dalam surga (9:24), Ia telah melintasi semua langit (4:14), dan telah melampaui segala langit (7:26). Kemudian surat ini juga membentangkan kepada kita panggilan surgawi (3:1), karunia surgawi (6:4), hal-hal surgawi (8:5), tanah air surgawi (11: 16), dan Yerusalem surgawi (12:22). Surat ini juga mengatakan bahwa kita terdaftar di surga (12:25). Segala hal dalam Perjanjian Lama yang dipegang oleh agama Yahudi bersifat bumiah. Dalam surat ini penulis sengaja menunjukkan kepada kaum beriman Ibrani perbandingan antara sifat surgawi Perjanjian Baru dengan sifat bumiah Perjanjian Lama, agar mereka membuang hal-hal bumiah dan mengikat diri mereka kepada yang surgawi itu.

Panggilan surgawi terutama memanggil kita kepada Kristus yang surgawi (1:3, 13; 4:14; 6:20; 7:26; 9:24; 10:12). Di manakah Kristus pada hari ini? Ia berada di surga, Ia dulu berada di bumi, dan Ia kelak akan kembali lagi ke bumi, tetapi sekarang Ia berada di surga. Dialah Kristus yang surgawi, yang menyuplai kita dari saat ke saat dengan hayat, suplai, dan kelimpahan surgawi, agar kita dapat menempuh hidup surgawi selama kita masih di bumi ini.

Meskipun mendapat bagian dalam panggilan surgawi, saudara-saudara yang kudus masih berada di bumi. Namun mereka telah tercatat dalam daftar surgawi (12:23), yaitu nama-nama mereka telah terdaftar di surga. Hari ini kita memang bukan berada di surga, tetapi nama kita telah tercatat di sana. Kita adalah orang-orang yang berbagian dalam panggilan surgawi, nama kita tercatat dalam daftar nama surgawi. Jadi, kita adalah umat surgawi (F1p. 3:20).

Kita yang menerima panggilan surgawi, juga dipanggil untuk mengecap karunia surgawi (6:4). Karunia surgawi tentunya adalah hal-hal surgawi yang Allah berikan kepada kita ketika kita beroleh selamat, antara lain: pengampunan, pembenaran, hayat flahi, damai sejahtera, dan sukacita. Sebagai penerima panggilan surgawi, sudah tentu kita telah mengecap hal-hal surgawi ini.

Kita yang telah menerima panggilan surgawi, juga perlu memiliki penyembahan yang surgawi (8:5; 9:23-24). Sekalipun kita masih di bumi, penyembahan kita terhadap Allah haruslah bersifat surgawi. Saudara-saudara yang kudus dipanggil untuk memiliki penyembahan yang surgawi di bumi. Penyembahan kita harus menjauhi segala sifat bumiah. Hidup maupun penyembahan kita haruslah berkat surgawi.

Kita, orang-orang yang mendapat bagian dalam panggilan surgawi, datang ke Yerusalem surgawi (12:22). Yerusalem yang di bumi melambangkan hukum Taurat dan ikatannya (Gal. 4:25), sedangkan Yerusalem yang di surga melambangkan anugerah dengan kebebasannya (Gal. 4:26). Kaum beriman Ibrani tidak seharusnya kembali dan tinggal di bawah hukum Taurat sebagai anak-anak yang terikat yang datang ke Yerusalem bumiah. Mereka seharusnya meninggalkan Yerusalem yang bumiah, dan datang ke Yerusalem yang surgawi sebagai anak-anak yang merdeka di bawah anugerah.

Sebagai orang yang berbagian dalam panggilan surgawi, kita juga berbagian dalam Roh Kudus (6:4). Roh Kudus ialah yang dijanjikan Allah untuk diberikan kepada manusia dalam Injil-Nya (Gal. 3:14). Dari surga, Allah telah memanggil kita untuk mendapatkan hal-hal surgawi, agar kita dapat menjadi orang-orang yang menikmati Roh Kudus-Nya, berbagian dalam Roh Kudus-Nya. Melalui Roh Kudus Allah inilah kita dapat menempuh hidup yang surgawi di bumi dan berbagian dalam kekudusan Allah. Roh Kudus tidak lain adalah Allah sendiri. Sebagai orang-orang yang berbagian dalam Roh Kudus, kita mendapatkan Allah sebagai kenikmatan kita. Melalui Roh Kudus Allah pula barulah kita dapat memiliki penyembahan yang surgawi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 14

No comments: